My Translate

Sabtu, 07 Juli 2012

Final Destination(the secret of photo)*part 5* (*ad(1-9)min*)

Tara...part 5 datang niy. banyak yang penasaran ya???
.
Ok lah langsung aja ya...
CEKIDOT>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Final Destination
(the secret of photo)
*part 5*


“Ik?” Obiet baru saja terbangun dari tidurnya, tapi nggak ada Oik di sisinya, mungkin di dalam. Sebelum ke dalam, sekali lagi Obiet menyapu pandang ke sekitar, dan antara percaya nggak percaya, Obiet mendapati sesuatu mengapung di kolam renang, bukan sesuatu, lebih tepatnya seseorang dan pakaian itu rasanya tak asing…
“Oik!!! Astaga…!” pekik Obiet yang tanpa pikir panjang ikut nyebur ke kolam renang, dia berusaha membawa Oik ke tepi. Tapi, tubuh Oik sudah kaku, sekujur tubuhnya membiru dan Oik sudah nggak bernafas…
“Oik? Bangun Ik… Oik!!!!!” teriak Obiet makin histeris. Seketika penghuni villa menghampiri O2.
“Astaga, apa yang terjadi?” Rio menghampiri Obiet.
“Oik…. Meninggal…” jawab Obiet gemetar.
“Oik….!” Jerit Zevana dan Ify. Sedangkan Agni dan Sivia hanya saling berpelukan sambil menangis.
Oik meninggal, dan itu semakin membuktikan kalau rantai maut itu bener-bener nyata.
Tiga hari setelah kematian Oik, barulah Sivia dan Agni menyadari sesuatu.
“Padahal, dia pernah bilang ke gue kalo dia seneng banget bisa liburan bareng gue, dan dia seneng banget akhirnya nilai ujiannya bisa buat masuk SMA yang sama dengan gue. Tapi kenapa Tuhan ngambil Oik sebelum gue lihat senyuman kebahagiaan itu…” sesal Obiet di pemakaman Oik.
Oik memang dimakamkan di Lombok, karena kebetulan ada saudara Oik yang tinggal di sana.
“Gue ikut sedih, Biet. Sabar ya…” kata Debo.
“Gue yakin ini jalan yang terbaik.”
“Tapi kenapa Oik harus juga diambil sih? Kita udah kehilangan Acha.” Kata Zevana.
“Mungkin buat gue ini sulit banget tapi, gue yakin Tuhan udah kasih yang terbaik buat Oik dan kita semua.”kata iel
“Iya loe musti sabar biet,”kata debo
“Ini emang udah kehendak tuhan,gue juga sedih waktu oik meninggal,tapi gimana lagi ,takdir nggak bisa diubah”kata ify
“Oke, gue akan coba bersabar melewati semua ini,”kata Obiet
@Kamar Sivia
“Dua korban udah didapet yo,apa yang harus kita lakuin”kata Sivia.
“Udah,sabar aja, Siv…Gue ,loe ,Agni dan Cakka serta yang lain pasti bisa ngelewatin semua ini,kalo kita sama-sama”
“Bener kata Rio ,kita pasti bisa jalanin semua ini” kata Agni.
“Yang penting kita harus yakin bahwa kita semua akan dapat ngalahin wanita itu” tambah Cakka.
“Tapi sebelumnya kita harus mecahin keanehan dari foto itu” kata Sivia.
“Ayo kita selidikin bareng-bareng” kata mereka hampir bersamaan.
“Dari foto Acha yang keterangan, sampe foto Oik di seaworld”
Mereka memandangi satu demi satu foto yang ada, memandangi setiap keanehan di dalamnya. Dan tepat jam 12 tengah malam, Sivia menemukan sesuatu.
“Nggak salah lagi…” katanya sambil menggenggam foto Acha dan Oik.
“Loe mikir apa yang gue pikirin, Siv?” tanya Agni.
“Ya, Ag. Kita bener…”
“Apa, Ag?” tanya Cakka.
“Semua kejadian ini bukan kecelakaan.”
“Maksud loe pembunuhan?” tanya Rio.
“Ya, hampir sama. Tapi pembunuhnya bukan manusia.” Terang Sivia.
“Maksud loe?”
“Rantai maut yang bunuh temen-temen kita…” sambung Agni.
“Ra, rantai maut?” Rio dan Cakka kaget bersamaan.
“Jadi hal itu beneran ada?” tanya Cakka meyakinkan.
“Ya, dan foto-foto ini petunjuknya.” Jawab Sivia.
“Foto?”
“Coba kalian liat foto Acha, dan coba hubungin sama cara mereka meninggal” Terang Agni.
“Gue nggak ngerti” Jawab Rio.
“Ini, foto Acha…” kata Sivia menunjuk foto Acha. “Di ini jelas banget kalo foto Acha terlalu terang cahayanya, itu karena ada lampu di sekitar Acha berdiri, dan sadar nggak? Itu adalah tanda cara kematian Acha.”
“Tanda?”
“Ya, itu petunjuknya, Acha meninggal karena lampu, dan di foto ini rantai maut udah ngasih tau ke kita bahwa cara Acha meninggal ada hubungannya sama lampu…” semuanya tercekat.
“Mu, mustahil…”
“Sekarang foto Oik, di sini Oik foto di depan aakuuarium gede…” Agni berhenti menjelaskan dan menatap temen-temennya penuh arti. “Kalian tau apa maksudnya, kan?”
“Oik meninggal karena tenggelam…” kata Cakka.
“Dan aakuuarium ini adalah tandanya…” sambung Rio.
Agni dan Sivia mengangguk.
“Ini bener-bener nggak masuk akal.” Rio makin frustasi.
“Gue nyesel udah motret sahabat-sahabat gue. Tau gini, gue nggak akan ambil foto kalian. SLR sialan! Shit!” umpat Cakka merenggut rambutnya sambil mondar-mandir.
“Tenang, Cak. Ini bukan sepenuhnya salah loe.” Kata Rio menenangkan sohibnya. “Berarti, korban-korbannya cuma yang ada di foto-foto itu, kan?”
Semuanya saling pandang. Sivia menunjukkan foto-foto itu.
“Yo, semua diantara kita ada di foto ini…” jawab Sivia.
“Shit!” umpat Rio lalu keluar kamar.
“Ada foto gue?” tanya Cakka.
“Ya…”
“Gue nggak mau liat cara mati gue sendiri, lebih baik gue langsung mati aja.” Kata Cakka yang langsung mendapat pelukan dari Agni.
“Gu, gue takut, Cak” kata Agni, lalu Cakka mengusap lembut rambut Agni.
Sivia berlari menyusul Rio di tepi kolam renang.
“Yo…” panggil Sivia. Rio nggak jawab. “Yo, gue tau ini sulit, ini diluar akal pikiran, tapi gue berharap banget loe bisa tegar hadapin ini. Jagain gue, Yo…” Sivia mulai menangis. “Gu, gue juga takut, Yo. Gue butuh elo. Gue butuh pelukan dari loe dan support dari loe…”
Rio menyadari suara Sivia yang mulai sesegukan, lalu berbalik dan mendekap Sivia.
“Maafin gue, Siv. Gue janji akan selalu ada buat loe dan jagain loe.”
“Thanks Yo. Gue sayang sama loe…”
“Gue juga Siv.”
Malam ini Obiet duduk melihat bintang-bintang. Tiba-tiba Ozy datang dan duduk di samping Obiet.
“Loe percayakan Agni sama Sivia itu udah ngerencanain pembunuhan buat kita semua” kata Ozy tiba-tiba.
“Hah? Maksud loe?” tanya Obiet yang bingung apa maksud Ozy.
“Maksud gue ya itu tadi, Agni sama Sivia merencanakan pembunuhan buat kita!” kata Ozy.
“Ah gag tau ah, Zy. Gue baru aja kehilangan Oik jadi jangan bikin gue emosi donk!” kata Obiet mulai emosi.
“Gue juga kehilangan Biet, Gue kehilangan Acha dan itu karna mereka berdua!” kata Ozy.
“Udah ah, gue lagi males mikir. Capek gue berurusan sama loe!” kata Obiet dan beranjak meninggalkan Ozy.
@Ruang tamu
“Guys, pacar gue di kamar sekarang sendirian. Ada yang mau nemenin?” tanya Debo.
“Ze, loe temenin Ify gih! Mau nggak?” tanya Iel.
“Iya, gue mau kok” jawab Zevana dengan senang hati.
“Ok, thanks, Ze” jawab Debo.
“Sipp…” kata Zevana lalu berjalan menuju kamar.
“Eh Obiet sama Ozy kemana?” tanya Debo.
“Gue juga gag liad mereka dari tadi” jawab Rio.
“Guys, gue ke kamar duluan ya” pamit Agni.
“Gue juga ea” lanjut Sivia berjalan mengikuti Agni.
“Iya” jawab mereka.
@Kamar SivAg (Sivia-Agni)
“Ag, kira-kira habis ini sapa ya yang jadi korban selanjutnya?” tanya Sivia ketika mereka sampai didalam kamar.
“Gue juga belum tau, Siv. Belum ada firasat…” jawab Agni sambil mengambil foto mereka.
“Ngapain Ag? Kok liat-liat foto lagi” tanya Sivia.
“Gue cuma lagi liat-liat aja, siapa tau ada petunjuk” jawab Agni.
“ow… ehm...Ag gue tidur duluan ea. Udah ngantuk” kata Sivia
“Iya, Siv. Habis ini gue juga tidur kok” jawab Agni.
Sivia terlelap dalam tidurnya. Agni merenung sesaat tiba-tiba ada yang ketuk pintu kamar Agni. Agni segera beranjak dan membukakan pintu. Saat membukakan pintu ternyata yang mengetuk…
“Eh, kamu beibh, ada apa ?” tanya Agni.
Yap bener banget, siapa lagi kalo bukan Cakka yang ngapelin Agni malem-malem.
“Nggak ada apa-apa kok. Ehm.., by the way ganggu gag nih?” tanya Cakka basa basi.
“Gag kok.” Jawab Agni
“Kamu tadi udah tidur belum beibh?” tanya Cakka.
“Belum beibh” jawab Agni.
“Terus ngapain? Kok gag tidur? Mikirin Cakka ya…” tnya Cakka
“GR banget kamu ini, orang aku liad foto anak-anak kok, Cak. Kamu sendiri kok gag tidur?” tanya Agni gentian.
“Nggak bisa tidur beibh, aku mikirin kamu terus. Aku kangen sama kamu! Baru berapa menit aja aku udah kangen sama kamu, Ag! Aku gag mau kehilangan kamu, Ag. Aku sayang kamu! Aku mau kamu tetep sama aku…SALAMANYA!!!” kata Cakka.
“Sssttt….kamu gag boleh ngomong gitu, Cak” Agni menempelkan telujuknya ke mulut Cakka. “Kita pasti bisa kalahin rantai maut itu. Oke !” lanjut Agni sambil tersenyum manis.
 “Iya Ag, aku bakal setia sama kamu. Kita berjuang ya! I love you, Agni” kata Cakka.
Agni tersenyum lagi, selama ini hanya Cakka yang jadi penyemangatnya, dia nggak tau gimana jadinya dia tanpa cowok yang udah 2 tahun jadi pacarnya.
“I love you to, Cakka”
Cakka mendekatkan wajahnya ke wajah Agni. Bikin Agni jadi salting.
“Eh, eh mau ngapain nih?” tanya Agni yang wajahnya mulai dekat dengan Cakka.
“Hehe, mau cium aja. Nggak boleh?”
“Heh, nggak ah. Malu!”
“Malu? Nggak ada siapa-siapa kok. Mau ya? Mau ya? Aku kangen cium kamu, Ag. Ya…?”
“Nggak mau! Ah Cak…”
‘cup’
Akhirnya satu kecupan mendarat di pipi Agni.
“Ih, bandel kamu, ya! Awas kamu!!” Agni malah kejar-kejaran sama Cakka.
“Biarin… kamu kan punya aku! Jadi terserah aku dong!!”
Agni manyun
“Kok manyun? mau aku cium lgi apa?” goda Cakka.
“Eennggaak! Eh, mau ding. Tapi aku yang cium kamu!”
“Oke oke oke. Sini sini sini….” Kata Cakka yang manyun-manyun monyongin bibirnya.
“Heh? Ngapain monyong-monyong? Nggak cium bibir tauk!”
“Yaaah…” Cakka kecewa, dan kali ini bener-bener manyun.
‘cup’
Satu kecupan berhasil menclok di pipi Cakka.
“Ye… hore! Nggak mau mandi ah. Biar abadi di pipi aku !”
“Dasar! Cakdut!”
“Muah!”
Hem.. dasar CaGni… mereka itu emang selalu kaya gitu. Nggak ada matinya deh.
***
Esok harinya…
Sivia bangun pertama di antara semuanya. Sivia keluar kamar untuk menghirup udara segar. Saat sedang berjalan keluar villa Sivia menemukan foto Obiet di depan pintu.
“Loh ini, kan foto Obiet, jangan-jangan???” pikiran Sivia mulai kacau.
Sivia gag jadi keluar villa, Sivia lari ke kamarnya dan membangunkan Agni yang masih terlelap.
“Ag, bangun, Ag!” Sivia menggoyangkan tubuh Agni.
“Emmm…apaan sich?” tanya Agni masih merem.
“Gue nemuin foto Obiet didepan pintu villa, Ag!” kta Sivia gugup.
“Hah??? Apa???” seketika Agni glegapan bangun. “Jangan-jangan?” kata Agni dengan penuh tanda tanya.
“Obiet, Ag! Jangan bilang Obiet korban selanjutnya” kata Sivia
“Mungkin. Kita harus cegah Obiet untuk melakukan apapun! Jangan sampe kita kecolongan lagi kayak waktu itu” kata Agni.
Tiba-tiba ada yg mengetuk pintu.
“Masuk” teriak Sivia
“Hai…Siv, hai…Ag” sapa Rio yg datang bersama Cakka yang masih kucel belom mandi.
“Hai…” jawab Sivia dan Agni.
“Ada apa nih? Kok kayaknya pada tegang gitu muka kalian?” tanya Cakka.
“Sivia, Cak…dia nemuin foto Obiet d depan pintu” jawab Agni.
“Jangan bilang korban selanjutnya….” kata Rio terpotong.
“OBIET…” kata mereka bersamaan.



BERSAMBUNG>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Tingnung…apa yang akan terjadi lagi? Nantikan part berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar