My Translate

Sabtu, 07 Juli 2012

Final Destination (the secret of photo) *part 7* #1

hai hai.... ad(1-9)min bawa cerbung gaje ini lagi.... dibaca yaaa


======================

Final Destination
(the secret of photo)
*part 7*


Sudah hampir seminggu mereka terjebak dalam rantai maut itu. tapi mereka juga masih kuat untuk bertahan. Sivia. Tak sekuat luarnya, ternyata Sivia adalah yang paling pesimis sama keadaannya dan teman-teman. Entah mengapa Sivia yakin kalo semua diantara mereka itu akan terenggut satu persatu. Sivia nggak ingin yakin dengan dugaan itu, tapi itu kenyataan.
“Vi…” panggil seseorang. Rio. Dia menghampiri Sivia yang duduk di kursi putih dekat kolam renang.
“Hey, Yo? Kenapa?” kata Via berusaha baik-baik saja di hadapan Rio. Memang ia selalu kaya gini.
“Pagi-pagi udah bangun? Mau ngapain di sini?”
“Huh…” Via menghela nafas, dan mengaturnya, “aku cuma merenung aja.”
“Tentang?”
“Tentang nasib kita ke depannya, Yo.”
“Mm?” Rio mengernyitkan kenang.
“Aku kira aku sama kamu bakal selamanya. Begitu juga sama yang laen, tapi ternyata kita semua akan mati di sini…”
“Hush! Kamu ngomong apa sih, Vi?” Rio mulai menatap mata Via tajam, Via segera mengalihkan pandangannya, lalu menunduk.
“A, aku ngomong kenyataan Rio. Kenyataan tentang kita bersembilan. Kenyataan tentang kita berdua juga…”
“Vi, ini bukan akhir dari segalanya. Mana Sivia aku yang kuat dan tegar?”
“Nggak ada!” Via menangis, “nggak ada Sivia yang kuat Yo, nggak ada Sivia yang tegar. Selama ini yang ada hanyalah Sivia yang berusaha tegar, Yo. Cuma ‘Berusaha’. Sivia yang sebenernya adalah Sivia yang rapuh, Yo…” Sivia menangis sejadi-jadinya di pelukan Rio.
“Mulai sekarang kamu nggak perlu berusaha keliatan tegar dan kuat, Vi. Kalo kamu emang nggak kuat, pake aku.”
“Maksud kamu?”
“Pake Mario Stevano sabagai penguat kamu, Vi. Kalo kamu capek, pake pundak aku sebagai sandaranmu.”
Sivia sedikit tersenyum, “makasih, Yo…” Rio tersenyum lembut.
“Kalo bisa… aku akan bawa kamu kabur dari sini, Vi…”
“Aku juga mau gitu, Yo…”
“Kyaaa!!!!” teriak seseorang dari dalam villa.
“Siapa itu, Vi?” tanya Rio panik.
“Ag, Agni…!”
***

“Ada apa ini?!” tanya Rio yang kaget begitu memasuki kamar Agni. di dalem kamar itu sudah ada Agni dan Cakka, juga Zevana, Iel, Ozy, Debo dan Ify.
“Hiks, Cakka aku takut Cak. Takut…” lirih Agni dalam dekapan Cakka.
“Tenang Ag. Atur nafas kamu. Dan certain apa yang sebenernya terjadi ke aku.” Kata Cakka berusaha menenangkan.
“Ag, ada apa?” Sivia berusaha mendekati Agni.
“Vi, ini gawat Vi…” ucap Agni terbata.
“Gawat apanya?!”
“Ra, rantai maut itu…”
“Lelucon apa lagi ini?!” ucap Ozy tiba-tiba, lalu meninggalkan kamar Agni.
“Nggak bisa…” Agni semakin membenamkan wajahnya di dekapan Cakka. Cakka hanya bisa geleng-geleng kepala sambil melihat ke arah Rio.
“Ag, sebenernya ada apa?” tanya Sivia lagi.
“Ehm, kalo boleh gue nyela bentar…” kata Debo. “bukannya gimana-gimana, tapi ngebiarin Agni terus-terusan begini juga nggak baik loh.”
“Maksud loe?” tanya Cakka.
“Ini udah keberapa kalinya Agni histeris kaya orang gila coba? Agni selalu aja kaya gini setiap dia udah ngungkit-ngungkit masalah rantai maut itu.”
“Terus mau loe gue suruh apa?” tanya Cakka.
“Ya elo lakuin yang kira-kira bisa nenangin pikiran Agni lah. Dia bisa depresi kalo begini terus.”
Cakka berpikir sejenak, yang diomongin Debo nggak salah. “Apa yang bisa aku lakuin buat kamu, Ag?” tanya Cakka pelan. Agni nggak jawab, wajah Agni kosong.
“Yo?” tanya Cakka pada Rio. Rio menggelengkan kepala.
“gimana kalo kita kabur aja dari tempat ini?” kata Zevana tiba-tiba.
“Iya. Semaleman gue sama Zeze udah mikirin itu baik-baik.” Sambung Iel, “Nggak ada yang bisa kita lakuin kan? Jadi mending kita kabur aja. Kita balik ke Jakarta…”
“Heh! Itu ide buruk!” timpal Cakka.
“Kenapa Cak? Toh, itu adalah cara terbaik buat ngerubah keadaan. Tempat ini terkutuk, Cak!” tambah Debo.
“Tapi…” Cakka melihat ke arah Agni, Sivia dan Rio bergantian. “gimana Yo? Loe nggak setuju sama ide mereka, kan?” tanya Cakka akhirnya.
Rio terdiam, “sori, Cak…” dalam hatinya ia juga setuju dengan rencana kaburnya si Iel. Tapi…
“Cak, gue…” Sivia mencoba menjelaskan…
“Shit! Jadi loe sama Sivia juga berniat kabur gitu?!” marah Cakka yang masih mendekap Agni.
“Bukan gitu, Cak…”
“Rio nggak salah, Cak. Kita emang harus pergi…” kata Ify yang sedari tadi diam, “jujur, gue juga punya niat untuk kabur sama Debo…”
“Apa-apaan kalian? Agni kan udah bilang, kita nggak bisa pergi…”
“Tapi, cuma itu yang bisa kita lakuin, Cak…” Rio angkat bicara.
“Iya, Cak. Kita harus pergi…” Debo menggandeng tangan Ify.
“NGGAK!!” teriak Agni tiba-tiba, membuat semuanya hening. Ozy kembali ke kamar itu, karena tampaknya ada yang asyik ditonton.
“Kenapa, Ag?” tanya Zevana.
“Kalian mau tau kenapa gue bisa bangun teriak-teriak tadi?!” Agni sedikit marah, “Karena wanita itu dateng ke mimpi gue! dia bilang kita nggak akan bisa lolos dari tempat ini. kita terjebak. Dan kalo ada salah satu diantara kita yang kabur…” semua mata tertuju ke arah Agni, “kita semua akan mati… dalam waktu yang bersamaan…”
Delapan orang yang ada di kamar itu tercengang.
“Eng, nggak mungkin…” Sivia berjalan mundur tak percaya, tatapannya pesimis...
“Vi…” Rio mengahmpiri, tapi tiba-tiba Sivia merosot ke pelukan Rio. Sivia pingsan. Dan Rio membawanya ke kamar Ify dan Zevana.
“Loe semua udah denger?!” teriak Cakka. Semua terdiam, pasalnya semua yang diucapkan Agni selalu benar, hal itu membuat mereka percaya dengan yang dikatakan Agni. kecuali seseorang…
“Nggak mungkin!” kata Ozy, “gue rasa itu mustahil, emang kenapa kalo kita kabur? Cih, itu mah cuma lelucon Agni doang! Loe semua lupa cewek ini yang bunuh Acha pacar gue!”
“Jaga mulut loe!” Cakka berdiri dan menunjuk ke muka Ozy. Ozy hanya angkat tangan.
“Ups, pacarnya pembunuh marah. Gue cabut…” Ozy berjalan meninggalkan kamar itu, lalu menengok sekali lagi, “gue lupa, siang ini gue berangkat ke… Jakarta.”
“Nggak!” teriak Agni.
“Daaa…” Ozy tersenyum masam lalu ke kamarnya.
“NGGAK!!” teriak Agni lagi…
***

“Kalo loe pergi, kita semua akan mati!” kata Iel sekali lagi mencegah Ozy untuk pulang.
“Apa peduli gue?! emangnya gue percaya apa?” jawab Ozy santai lalu mengenakan jaketnya.
‘gludug gludug…’ suara petir mulai terdengar, agaknya hampir hujan.
“Bentar lagi hujan, Zy…” kata Ify.
“So?”
“Plis Zy… jangan pergi..” kata Zevana.
“Nggak gue muak sama kalian! Seandainya kita mati bareng, gue masih beruntung nggak mati di tempat yang sama kaya kalian!”
“Zy!” Cakka mau maju lagi, tapi dicegah Debo.
“Sabar, cak…” Debo menenangkan.
“Daa.. semua sampe ketemu di alam baka!”
Ozy benar-benar pergi ke bandara dengan mobil mendiang Obiet.
“Nekat.” Gumam Debo. Iel menghempaskan tubuhnya ke sofa sambil meremas rambutnya. Ify dan Zevana cuma saling berpelukan. Agni tidur karena obat penenang. Sivia dan Rio hanya duduk di sofa.
“Yo, susul Ozy sekarang.” Pinta Sivia pelan. Rio mengangguk.
“Cak!” panggil Rio mengajak Cakka menyusul Ozy. Sivia memegang tangan Rio.
“Hati-hati…” katanya dibalas anggukan dan senyuman Rio.
‘Zraaasshhhh’ hujan mulai turun dengan lebatnya. Dingin juga semakin terasa.
Ozy berjalan menuju pesawat yang akan mengantarkannya pulang ke Jakarta. Ia tersenyum sesaat mengamati pesawat itu. akhirnya gue bakal ninggalin Lombok, ninggalin tempat terkutuk itu. ninggalin temen-temen gue yang brengsek semua itu. haha… good bye all.
Ozy di dalam pesawat sekarang. Duduk di bangkunya. Dan pesawat mulai take off. Tak sampai 10 menit setelah keberangkatannya, pesawat itu sedikit bergetar. Lalu suara alarm tanda bahaya mulai terdengar.
“Penumpang semua harap mengenakan alat oksigen yang ada di atas bangku anda sekarang. Pesawat dalam keadaan siaga satu. Sekali lagi pesawat dalam keadaan siaga satu. Berbahaya..” kata seorang pramugari.
‘Sial, apa-apaan ini?!’ Ozy panik lalu mengenakan alat oksigennya.
“Ya Tuhan… selamatkan kami…” teriak seorang penumpang.
“Kita semua akan mati….” Kata penumpang lain. Pesawat itu makin berguncang hebat, ada kobaran api di luar peasawat, di sayap kirinya. Lalu suara ledakan kecil mulai terdengar. Semua orang makin panik, beberapa diantara mereka hanya diam, mungkin berdoa…
‘Shit!’ umpat Ozy saat bagian belakang bangkunya mulai terbakar. Dan…
‘BLAAAARRRRR !!!!!!’


*bersambung*
===========================

penasaran kah?? mau lanjut?? like min 50 yaa.... hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar