My Translate

Sabtu, 07 Juli 2012

Final Destination(the secret of photo)*part 11* (*ad(1-9)min*)#1

Wahaha…datang lagi nihh…disini banyak adegan romantis yang ehmm…bisa d bilang FRONTAL. Buat yang masih kecil jangan baca. Wahahaha….
.
udah ah langsung aja...
.
CEKIDOT>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Final Destination
(the secret of photo)
*part 11*

Mereka semua berkumpul di ruang tengah. Agni dan Sivia berencana akan mengakali pembunuhan beruntun itu. Menurut Agni, hal itu yang paling masuk akal. Selama ini mereka selalu gagal menyelamatkan teman-teman mereka dari maut, tapi menurut Agni, seandainya mereka berhasil menyelamatkan Debo, maka rantai maut juga akan putus, dan tidak akan ada korban selanjutnya.
“Ze, mata loe sembab kenapa ?” tanya Sivia, yang melihat Zevana baru tiba di ruang tengah.
“Iya Ze, loe habis nangis ya ?” tanya Agni.
Iel melihat kearah Zeva, Zevana sedikit menunduk. Tapi, tiga tahun hubungannya dengan Zevana membuat Gabriel tau betul tanda-tanda Zevana habis menangis.
“hah? nggak kok, tadi gue kelilipan” jawab Zeva berbohong.
“ohh….” Jawab Agni, masih ragu.
“ya udah sekarang kita kembali ke tujuan kita yang pertama, alasan untuk kumpul disini” kata Cakka. Cakka, Rio, Sivia dan Agni saling pandang. Lalu dengan yakin, Agni melanjutkan.
“jadi kita disini berunding buat ngakalin itu setan sialan gimana caranya nggak ada korban lagi.” kata Agni.
“Maksud loe?” tanya Gabriel.
“Jadi gini…” kali ini giliran Rio, “selama ini kan yang ngurangin jumlah kita satu persatu adalah rantai maut dan…”
“Perempuan tua itu.” tambah Sivia, “gue dan Agni berpikiran, kalo rantai ini bisa kita putus. Maka, nggak akan ada lagi korban selanjutnya.”
“Gimana caranya mutus rantai itu, Vi?” tanya Ify.
Sivia melirik ke arah Agni, dan Agni pun melanjutkan, “kita harus berhasil cegah kematian Debo!”
Debo tersentak, tapi sedikit demi sedikit ada harapan dalam hatinya untuk tetap hidup. Tiba-tiba Ify menggenggam tangan Debo. Lalu keduanya saling pandang.
“Berarti, kita musti jagain Debo.” Gabriel menyimpulkan.
“Yup. Terutama kalian harus pantau Debo terus, dengan cara itu Debo nggak akan jadi korban” lanjut Cakka.
“ok….” Jawab semuanya menyetujui saran Cakka.
“Kalian juga harus jaga diri.” Kata Debo dengan senyumannya yang khas. Yang lain saling mengangguk.
“ya udah, tidur yuk dah malem” kata Rio mengakhiri perundingan malam itu. tak terkecuali Zevana yang sedari tadi tidak bergeming.
“Temen-temen!” panggil Debo saat yang lain hendak beranjak, lalu mereka semua menoleh, “thanks banget kalian udah lakuin ini.”
“Sama-sama Deb…” jawab Cakka merangkul Debo, “kita kan friend!!!”
Rio, Sivia dan Agni tertawa lepas, tapi tidak dengan Gabriel dan Zevana tentunya… lalu menuju kamar masing-masing
***
@Keesokan harinya
“pagi semua….” Sapa Debo yang baru bangun
“pagi Deb…” jawab semuanya di meja makan. Hari ini Sivia, Agni dan Ify menyiapkan sarapan. Entah mengapa mereka semua merasa ada harapan. Dan itu akan berhasil. Nggak akan ada lagi korban perempuan tua itu. nggak akan ada lagi yang menyusul Ozy dan yang lainnya.
“Mintaa….” Rengek Cakka yang menunjuk nasi goreng milik Agni.
“Kamu kan udah punya…” tolak Agni. “makan punya kamu sendiri dong…”
“Cakka bukan mau nasi gorengnya kok…” jawab Cakka yang bikin Agni mengernyitkan kening bingung.
“Terus?”
“Cakka mau Agni suapin Cakka…” Agni menoyor hidung Cakka, “nggak tau kenapa dari tadi Cakka nggak ngerasain enaknya nasi goreng ini, kali aja kalo yang nyuapin Agni jadi enak gitu… hehe…”
“Gombal kamu!” Agni memencet hidung Cakka, tapi kemudian tetap saja dia menyuapi Cakka.
“Makasih bebi… boleh minta lagi nggak?” Agni baru aja mau nyuapin lagi, tapi ditolak Cakka, “siapa bilang aku mau nasi goreng?”
“Terus apa lagi? kok kamu jadi manja sih?”
“Katanya kamu kangen aku yang begini???” Cakka menaik-naikkan alisnya gajelas.
“Terus apa, Cakkaku..?” Agni nggak kuasa liat muka imut Cakka.
Tiba-tiba Cakka monyongin bibirnya, “minta ciuuuumm……”
‘Plok’ toyoran Agni mendarat lagi di muka Cakka.
“Ebuseet kejem amat pacar gue!!” Cakka ngedumel, lalu terpaksa melanjutkan makannya sambil manyun. Lalu Agni berbisik.
“Jangan di sini, banyak orang, maluu…” bisiknya.
“Jadi Agni mau?!!” teriak Cakka kegirangan, dan langsung dibungkem Agni.
“Mau apa hayoo??” tanya Rio, yang di hadapan Cakka.
“Bu, bukan apa-apa…” Agni  yang panik masih menutup mulut Cakka, Cakka hampir nggak bisa napas.
“Hihihi…” Sivia di samping Rio ngikik.
“ampun deh… gue hampir nyahok, euy…” kata Cakka setelah Agni melepas bungkemannya.
“Menu kedua dataang!!!” Ify datang membawa opor ayam yang masih panas.
“Asik asik!!” Debo merangkul Ify dari belakang.
“De… apaan sih?? Aku bawa panas loh…” Ify mencoba mengelak, tapi malah pelukan Debo makin erat. Akhirnya Zevana mengambil alih panci opor Ify. Ify dan Debo pun lanjut, malah mereka menuju dapur berdua. Aduuh ngapain coba??
“Mereka itu… ckckck…” Rio ngedumel.
“Halah, nggak usah muna, Yo! Loe juga pengen kan??” Cakka menaik-naikkan alisnya lagi. itu alis demen amat naik-naik yak??
“Eh?” Rio kicep, lalu tanpa sadar melirik Sivia di sebelahnya, Sivia ternyata malu-malu meong.
“Aduh… Sivia meraah…” Agni ngebantu Cakka godain siviyo.
“Apaan sih kalian??” Rio panik dikeroyok.
“Halaaah…” Cakka malah semakin jadi. Sekarang ini, Agni dan Cakka malah sama-sama naikkin alis gitu. dasar tuh pasangan emang kompak abees…
“Emang kenapa sih!! Suka suka gue napa?” Rio membela diri.
“Ngaku loe! Kemaren loe liat Debo-Ify di kolam renang, kan?” tanya Cakka menghunus dada Rio begitu dalam dan terjal. (?)
“Liat apaan?” Rio panik, jangan-jangan itu…
“Vi, Rio minta tuh!” kata Cakka pada Sivia.
“Apaan?” Sivia jadi bingung.
“Apaan ya, Yooo???” Cakka ngeliatin Rio penuh arti plus alis dan tatapannya yang masih menggoda. Sivia dan Rio saling pandang. Lalu…
‘Cup’
Rio mencium pipi Sivia tiba-tiba. Sivia kaget setengah mampus. Tiba-tiba Cakka teriak…
“Aku juga mau, Agniii!!!!!”
***

“Ngapain kamu bawa aku ke sini?” tanya Ify setelah mereka tiba di dapur.
“Emangnya nggak boleh?” Debo kaya bukan Debo. Sekarang ini, Debo memandang Ify penuh arti. Aduuh… Ify jadi salting. Ditambah jarak mereka yang kian dekat.
“Apaan sih, De?” Ify nggak kerasa kalo pipinya sekarang memerah.
“Maunya apa??” Debo malah semakin menggoda. Ini bocah kenapa sih??
“De…”
Debo mendekatkan wajahnya lagi. kira-kira lima senti jarak wajah mereka sekarang. Tangan Debo memeluk Ify. Dan Ify memejamkan mata… tapi tiba-tiba…
“Aku juga mau, Agniii!!!!!” teriakan Cakka dari ruang makan mengagetkan mereka, dan akhirnya kejadian yang ‘diharapkan’ nggak terwujud deh. Kecewaa…
Debo dan Ify malah cekikikan.
“Ada apa sih? Ganggu orang aja!” tanya Debo yang sekarang ada di ruang makan. Ify masih merah mukanya, rada syok gara-gara perlakuan Debo yang kaya tadi… ahahaiy
“Ganggu ya, De… sori deh. Lanjutin sana!” kata Cakka.
“Udah terlanjur. Padahal…” Debo melirik Ify. “Dikit lagi…”
“Apanya?” tanya Cakka ngegoda ‘lagi’.
“Eh, betewe, kok Zevana ma Iel diem aja sih?” tanya Rio.
Zeze dan Iel saling pandang.
“Nggak ada apa-apa sih sebenernya…” jawab Gabriel.
“Kita semua tau, hubungan kalian emang lagi nggak bagus. Tapi nggak harus bikin kalian juga diem-dieman kaya gini juga kali!” lanjut Cakka, “Kalo kalian nggak bisa jadi pacar, sahabat oke juga kan?”
Agni memandangi pacarnya, cowoknya itu emang aneh banget, barusan dia kaya anak kecil godain orang, eh sekarang bisa serius gitu omongannya. Yang mana sih sosok Cakka yang sebenernya?
“Ayolah, Ze…” Agni membujuk Zevana.
“Kita jadi sepi kalo kalian kaya begini…” kali ini Sivia yang mengatakan.
“Gue sama Zeze nggak ada masalah. Yakin deh! Semuanya bakal balik lagi. secepatnya. Yakin! Percaya sama gue!” kata Gabriel yakin. Zevana menoleh ke pacarnya. Eh, ke pacarnya… mantan ding.
“Iyadeh. Gue tunggu loh. Zeviel…” kata Rio.
“Eh, eh…” sela Debo. “sebenernya tujuan kita ke sini buat apa sih?”
Cakka rada kaget dengan ucapan Debo, apa Debo mau kabur lagi? ah, ngerusak suasana. Batin Cakka.
“Maksud loe?” tanya Rio dan Cakka barengan.
“Plis deh. Muka kalian nggak usah kaya gitu juga kali. Maksud gue… tujuan utama kita ke sini kan buat…” Debo memotong ucapannya, “LIBURAN!!!”
Akhirnya setelah berunding, kedelapan orang itu memutuskan untuk refreshing sementara. Melupakan dulu masalah yang selama ini bikin liburan yang seharusnya menyenangkan ini jadi kacau balau. Pantai adalah tujuan mereka sekarang ini. mobil mendiang Obiet jadi transportasi mereka. Lumayan desel-deselan juga. Karena mobil Obiet cuma sedan. Karena mobil yang satu lagi udah dibalikin ke persewaan.
***
Sesampainya di pantai.
“wuhuuuuuu…….” Teriak Debo yang langsung turun dari mobil dan bermain di pasir pantai.
“Gue merindukan saat-saat menyenangkan seperti ini” kata Cakka.
@SiviYo
“Vi….” Panggil Rio
“Iya Yo ?” Sivia sedikit mendongak karena Rio yang lebih tinggi dari dirinya.
“Duduk disana yukss….” Ajak Rio sambil menunjuk tempat yang dimaksud Rio
“yukss…” jawab Sivia
Mereka berdua berlari menuju lebih dekat dengan air laut yang lumayan tenang.
“Sivia….” Rio menatap Sivia
“Iya ?” tanya Sivia
“Rio sayang Sivia” kata Rio sambil menuliskan nama Rio love Sivia dipasir
“Sivia juga sayang Rio selamanya….” Sivia memeluk Rio, Rio mengelus rambut Sivia. Sivia melepaskan pelukannya
“Vi, tiduran yuks” kata Rio sambil menggenggam tangan Sivia.
Mereka berdua tiduran di pasir. Rio menatap Sivia dalam, jarak wajah mereka dekat sekali. Sivia memejamkan matanya lalu…
‘cupp’ bibir Rio menempel di bibir Sivia. Sivia merasakan sentuhan bibir Rio. Berapa detik kemudian Rio melepaskan bibirnya, lalu tersenyum ke Sivia. Sivia tertunduk malu
“sory ya” kata Rio
“iya” jawab Sivia singkat
@CaGni
“Agni….” sapa Cakka yang melihat Agni sedang duduk di pinggir pantai
“Iya….”jawab Agni cuek.
“Cuek banget sih ?” tanya Cakka sambil mencolek dagu Agni.
“Ih….apaan sih Cakka” kata Agni.
“Ehhh…mana janji kamu ?” tanya Cakka.
“Janji apaan ?” tanya Agni  balik.
Cakka monyongin bibirnya “katanya ciummm ???” tanya Cakka masih dengan bibir manyunnya.
“ohhh…merem dong !!!” perintah Agni.
Cakka nurutin aja, dia merem. Saat Cakka merem Agni ninggalin Cakka. Cakka yang sadar ditinggal langsung membuka matanya.
“AGNIIII JAHATTTT……” Cakka teriak-teriak
“hahahhahahahahahaha……” Agni ngakak liat ekspresi Cakka.
Agni berlari, Cakka mengejar Agni. Alhasil mereka kejar-kejaran,  Agni tersandung kakinya sendiri, dia terjatuh tapi dia masih ngakak. Cakka juga terjatuh, Cakka hampir saja menibani Agni tapi untung saja Cakka menahan tubuhnya menggunakan tangannya (tau maksudnya kan ?). Agni berhenti ngakak karena Cakka sudah ada dihadapannya. Cakka menatap Agni dalam, hembusan nafas Cakka terasa. Keduanya diselimuti keheningan. Entah apa yang mereka lakukan berikutnya.
***

@Zeviel
Gabriel dan Zevana terdiam membisu, duduk berjauhan. Gabriel duduk di sebuah bale-bale yang terbuat dari bambu, menatap Zevana yang duduk jauh darinya. Zevana duduk sendiri di pasir sambil memeluk lipatan kakinya sendiri.
Ze, seandainya loe tau perasaan gue sekarang ini. gue ngerasain kekosongan, Ze. Gue kangen elo… plis Ze, gue pengin balik sama loe. Apa  aja bakal gue lakuin buat loe…
“Woy!” Rio datang menepuk pundak Gabriel.
***

@ID
“Aku bilang jangan!” teriak Ify kepada Debo yang memaksa minta naik banana boat.
“Emangnya kenapa sih Fy…??”
“Aku kan udah bilang, itu bahaya De. Aku takut terjadi apa-apa sama kamu…” Ify mulai menangis, Debo jadi nggak tega.
“Aku bakal baik-baik aja, Ify…” Debo memegang pundak Ify erat, tapi kemudian dilepas Ify.
“Pokoknya NGGAK!!” Ify berlari menjauhi Debo. Debo mengalah akhirnya.
“Okedeh, aku ngalah. Aku nggak akan naik banana boat. Gimana kalo kita naik glass bottom boat? Kan seru tuh romantis, nggak bahaya juga. Gimana? Apalagi hari udah hampir malem, pasti keren kalo kita bisa liat matahari terbenam di atas perahu… iya kan??”
Ify tertawa kecil, “oke, yang satu itu aku bolehin deh. Tapi sama aku ya…”
“Iyalah…”
Akhirnya Debo-Ify naik perahu itu.
Hari emang sebentar lagi petang, rasanya keren banget bisa lihat sunset di pantai indah kaya di Lombok begini… berasa kaya di Hawaii…
“Zeze…” sapa Sivia yang menghampiri Zevana.
“Eh, elo Vi… Rio mana?”
“Ehm, katanya sih mau beli es kelapa muda. Ehm, Iel mana?”
“Nggak usah ngomongin dia dulu deh…”
“Okedeh. Emang kenapa lagi sih, Ze?” Sivia yang sedari tadi berdiri, duduk di sebelah Zevana, “kalian kan cuma break. Sementara Ze… kenapa sikap kalian seakan-akan kalian putus selamanya gitu sih?”
“Bukan gitu, Vi… aku lagi bener-bener nggak pengen ngomongin dia. Nggak tau kenapa gue jadi kesel aja.”
“Ehm iya, iya…” Sivia berlagak ngerti sambil ngangguk-ngangguk, “Oiya, tadi Rio bilang ke gue, katanya dia mau ngajakin kita semua ngedate bareng. Tapi, loe gimana?”
“Gimana apanya? Yaudah kalian ngedate bareng aja. Tanpa gue…”
“Nggak bisa gitu dong, Ze. Emangnya masalah kalian nggak bisa diselesaiin secepatnya ya?”
Zevana menggeleng, “gue rasa nggak bisa secepat ini, Vi…”
“Oke gue tunggu sampe kalian baikan, dan kita ngedate bareng. Gimana?”
“Loe serius?”
Sivia cuma tersenyum, “gue tinggal ya. Rio nungguin gue tuh!”
***

“Sialan, loe nyindir gue!” bentak Gabriel pada Rio di sampingnya.
“Kenapa sih loe?”
“Terus apa maksud loe pake nyetel lagu itu?!”
“Lagu apa? emangnya kenapa sih? gue suka lagu ini…” Rio malah membesarkan volume ipodnya. Ipod yang memutar lagu Firasat dari Marcell. Haha, liriknya ngena banget bagi Gabriel.
“Cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi…” Rio malah nyanyiin keras-keras. Gabriel tercenung. Mengingat Zevana. cewek yang duduk jauh di hadapannya itu. bener banget, cepat pulang Ze… jangan pergi dari hati gue. gue kangen loe.
“Rio!!” panggil Sivia dari jauh.
“Gue tinggal ya, Yel. Sivia manggil gue tuh. Katanya minta liat matahari terbenam. Loe sama Zeze sana!” Rio berlari ke arah Sivia. Ternyata semua udah sama pasangannya masing-masing buat lihat sunset. Kecuali Gabriel.
Gabriel berjalan terus menuju Zevana. entah mengapa ia ingin sekali menyaksikan matahari dengan Zevana.
“Elo?” Zevana kaget saat Gabriel tiba-tiba duduk di sampingnya.
“Aku mau lihat sunset. Kalo bisa sama kamu…” jawab Gabriel tanpa memandangi Zevana. Zevana justru melihat Gabriel lekat-lekat. Lalu beralih ke matahari yang perlahan menyembunyikan sosoknya di garis cakrawala.

BERSAMBUNG>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Gimana?? Part ini sengaja dibikin khusus untuk couple. Lumayan romantis kan?? Hehe… tunggu part selanjutnya ya. Karna bakal tegang lagi di part selanjutnya…
.
ditunggu comment n likenya, yang udah d tag harus comment, nggak comment maaf harus d hapus dari daftar tag n d ganti sama yang mau comment

1 komentar: