My Translate

Sabtu, 07 Juli 2012

Final Destination (the secret of photo) *part 6*

Final Destination
(the secret of photo)
*part 6*

“Kita harus nemuin dia!”
Mereka bargegas mencari Obiet.
“Mana Obiet?” tanya Cakka yang nggak berhasil nemuin Obiet dimanapun.
“Gue juga nggak nemuin, Cak.” Jawab Rio.
“Ada apa, sih?” tanya Ify yang baru bangun, disusul oleh Zevana, Debo dan Iel.
“Ada yang liat Obiet nggak?”
“Obiet? Gue nggak liat.”
“Obiet pergi baru aja.” Sambung Ozy yang entah sejak kapan ada di belakang Debo.
“Kemana?!” Agni mulai panik.
“Gue nggak tau, tapi tadi pagi gue denger ada seseorang yang nyalain mobil. Dan mungkin itu Obiet.”
“Nggak boleh! Itu nggak boleh terjadi…” Sivia mundur sambil panik, sekali lagi Rio menenangkannya.
“Siv, fotonya!” Agni menyuruh Sivia melihat ke foto Obiet. Nggak ada yang spesial dari foto itu, cuma foto Obiet yang dirangkul oleh Ozy.
“apa maksudnya ini Ag!?” kata Sivia bertanya sambil memberi foto Obiet ke Agni
“gue juga nggak tau Siv! Loe Cak tau nggak?” kata Agni kepada Cakka
“gue juga nggak tau Ag! Gimana kalo kita bagi tugas!” saran Cakka
“boleh, gimana tu Cak ?” tanya Rio
“gue sama Rio cari Obiet, Agni ma Sivia cari tau apa maksud foto itu, kalo yang laen terserah mau ngapain. Ikut gue sama Rio atau ma Agni, Sivia juga boleh” terang Cakka
“gue ikut loe Cak” kata Iel
“ok, gue juga ikut” kata Ozy
“lebih baik gue tinggal di villa, jagain mereka.” kata Debo
“Bener, Deb. Jagain cewek-cewek yang di villa.” Tambah Iel.
“ok, Iel sama Ozy ikut gue sama Rio cari Obiet” jawab Cakka
“beibh gue tinggal dulu eah!” pamit Iel ke Zeva
“iya beibh” jawab Zevana mencium tangan Iel
“ati2 ea” kata Iel lalu mengecup dahi Zevana
“gue pergi dulu ea Ag” kata Cakka lalu mengecup pipi Agni
“gue juga ea Siv” kata Rio tak bda jauh dia juga mengecup pipi Sivia
“udh dech nggak ush mesra-mesraan segala. Ayo berangkat” kata Ozy yang mulai bete.
Cakka, Rio, Iel dan Ozy mencari Obiet. Sedangkan Agni dan Sivia dan cwek2 yang laen sibuk mencari tau apa maksud dari foto itu, ditemani Debo.
“aduhhhhh….gue nggak ngerti dech apa maksud kalian. Perasaan foto.nya biasa aja, nggak ada yang aneh” kata Ify yang mulai capek mencari.
“pokok.nya d teliti aja maksud.nya!” jawab Agni
“gimana Zev udh nemuin blm ?” tanya Sivia ke Zevana
“blm nich gue nggak ngerti” jawab Zeva
“Pokok.nya d cari aja ea. Nanti kalo ada yang janggal d foto itu kasih tau kita” terang Sivia
“iya Siv” jawab Zeva
@D dalam mobil
Rio konsentrasi menyetir, sedangkan Cakka hanya memikirkan dimana kira-kira Obiet berada
“guys kira-kira Obiet pergi kemana ? kita udh keliling dari tadi tanpa tujuan” tanya Rio yang sudah capek menyetir tanpa tujuan
“gue juga nggak tau dimana Obiet” jawab Iel
“Cak ? Obiet kemana ?” tanya Rio ke Cakka yang sedari tadi diam memikirkan sesuatu
“kalo menerut gue Obiet kan hbs kehilangan Oik mungkin aja Obiet d makam Oik” usul Cakka
“ok, kita ke makam Oik” kata Iel
Rio malajukan mobil.nya ke makam Oik. Saat perjalanan ke makam Oik
‘CIIITTTTT….!!!!’
Rio hampir saja menabrak seorang wanita berjubah hitam itu. Wanita itu hanya menatap mereka dengan tatapan yang menyeramkan
“Yo, ati-ati donk! Loe mau bunuh kita apa ?” omel Ozy
“sory, gue tadi meleng” jawab Rio
Rio kembali melajukan mobil.nya
“tunggu dech Yo!” kata Cakka tiba-tiba
Rio ngerem mendadak lagi
“apaan Cak ?” tanya Rio bingung
“wanita berjubah hitam Yo” kata Cakka
“maksud loe Cak ?” tanya Iel bingung
“maksud gue wanita itu yang setiap hari menghantui Agni sama Sivia” terang Cakka
“jadi wanita itu yang d maksud Sivia membawa benda tajam?” tanya Rio
“iya Yo. Itu yang bikin kita berada d rantai maut ini” kata Cakka
“jadi maksud kalian wanita itu penyebab.nya ?” tanya Iel
“ea” jawab Cakka
“kita harus kejar dia” kata Iel.
Saat mereka berempat turun dari mobil wanita itu sudah tidak ada dan jalanan menjadi sepi sekali.
“kemana wanita itu ?” tanya Iel
“dy udh nggak ada, dia udah menghilang” kata Cakka
“jangan-jangan….” Ungkap Rio terpotong
“Obiet….” Kata mereka bersama kecuali Ozy
“Obiet dalam bahaya” kata Cakka
“kita harus cepet-cepet cari Obiet” sambung Rio
“kalian apa-apaan sich ? masak cuma krna wanita itu Acha sama Oik meninggal? dan kita berada d rantai maut? Gitu ?” sepele Ozy
“iya Zy” jawab Cakka
“kalian banyak ngayal ea! Lama-lama kalian bisa gila” kata Ozy
“terserah loe Zy kalo loe nggak percaya sama kita” jawab Rio
“udh! ayo kita lanjutin cari Obiet” kata Iel
Mereka berempat kembali ke dalam mobil. Dari jauh ada yang memperhatikan mereka dengan senyum sinis.nya
kalian nggak akan selamat dari rantai maut ini! Hahahhaha….” Tawa wanita itu.
@Villa
“Ag sini dech!” panggil Sivia
“apa Siv ?” jawab Agni
“kok foto Obiet kyk d cekek Ozy gtu ea ?” kata Sivia menunjukkan sebuah foto yang gambarnya Ozy merangkul leher Obiet dengan sikunya seperti mencekik.
“mana liat?” Agni menamati foto Ozy dan Obiet
“Jangan bilang tanda kematian Obiet ada hubungannya sama pencekikan?” kata Debo yang sedari tadi mnggenggam erat tangan Ify.
“gue juga nggak tau, Deb.” kata Sivia
“oke gue telpon Cakka dulu. Mereka udh nemuin Obiet apa blm” kata Agni.
Agni segera mengambil HP.nya lalu menelpon Cakka
hallo” Jawab Cakka dari seberang.
hallo Cak loe udh nemuin Obiet belum ?
belum Ag. Nie kita baru menuju makam Oik! Sapa tau Obiet ada d sana
ok, nanti kalo udh nemuin Obiet hubungin kita ea Cak
pasti Ag. Oya Ag tadi gue liad wanita berjubah hitam itu
hah ? dimana ?
jadi gini. Tadi si Rio mau nabrak dy, dia liad kita dengan tatapan menyeramkan Ag
terus ?
dy ngilang Ag
Ok, pokok.nya loe harus cpt-lama nyari Obiet. Ini bahaya Cak
ok, udh dulu Ag. Nanti kalo gue udh ketemu Obiet gue hubungin loe. Oke !
“iya Cak. Ati-ati ea”
“iya Ag
‘nutnutnut….’ Agni mematikan telpon.nya
“gimana Ag ?” tanya Sivia
“Obiet blm ketemu. Dan kata.nya Cakka mereka liad wanita berjubah hitam itu Siv” kata Agni
“apa ???” tanya Sivia
“iya jdi gini. Tadi Rio hampir nabrak wanita itu Siv dan wanita itu menatap mereka dengan tatapan tajam”
“terus ???”
“terus dia menghilang Siv” jawab Agni
“tunggu-tunggu maksud kalian wanita berjubah itu apa ? dan siapa dia ?” tanya Zeva
“dy itu penyebab kita nggak bisa pulang dan itu penyebab kita berada d rantai maut ini” jelas Agni
“gue nggak ngerti sama semua ini!” Ify berlari ke kamar zevana
Beralih ke rio and friend
Akhirnya mereka sampai ke pemakaman oik dan di situ terdapat obiet yang sedang menangis melihat makam Oik
“biet…”kata cakka lirih sambil menepuk bahu Obiet.
“apa?” kata obiet sambil melihat cakka,obiet tampak depresi dan terlihat menakutkan.
“yuk kita pulang” ajak rio
“nggak.”
“Biet, anak-anak khawatirin loe. Kita semua nggak mau terjadi apa-apa sama loe, Biet” kata Cakka menenangkan.
“Gue nggak apa-apa, gue cuma lagi kangen sama oik, lebih baik kalian pulang. Gue mau nemenin Oik gue di sini.”
Cakka melirik ke Rio dan yang lain, lalu Rio angkat bicara, “Biet, gue tau ini berat banget bagi loe. Tapi kalo loe terus-terusan kaya gini, loe justru bikin Oik nggak bahagia di alamnya, Biet. Loe nggak mau Oik sedih, kan?”
Obiet menggeleng pelan.
“Ikut kita balik, Biet….” Ajak Iel. Akhirnya Obiet menurut.

Sementara itu di villa,
“Ag, gimana kalo ternyata foto ini bukan tanda kematian Obiet?” kata Sivia.
“Maksud loe?”
“Kenapa kita bisa dengan cepet bilang ini tanda kematian Obiet, padahal di foto ini ada dua orang, kan?”
“Be, bener kata loe Siv. Ada Obiet dan Ozy. Jangan-jangan ini bukannya tanda kematian Obiet, tapi…”
“Ozy??” Zevana dan Ify berkata bersamaan.
‘trrtt trrt trrt’ hape Agni getar, ada telpon dari Cakka.
“Iya, Cak?”
“Kita berhasil nemuin Obiet di pemakaman Oik, sekarang kita dalam perjalanan ke villa.”
“tunggu, Cak. Ozy lagi ngapain?” sergah Agni sedikit panik.
“Ozy? Ozy ada di samping Obiet. Emang kenapa?”
Agni melihat ke arah Sivia, Sivia mengisyaratkan Agni agar menghidupkan loudspeaker di hape Agni agar ia dan yang lain bisa mendengar penjelasan Cakka. ‘pip’ loudspeaker aktif.
“Emang kenapa, Ag?” tanya Cakka sekali lagi.
“Tolong tunjukin posisi kalian di mobil sekarang!”
“Bu, buat apa?” Cakka makin bingung.
“Udah, jelasin aja…”
“Ada apa sih, Cak?” tanya Rio yang duduk di belakang kemudi.
“Perasaan gue nggak enak…” sambung Iel.
“Cak, loudspeaker hapenya, aku mau yang laen denger omongan aku!”
“O, ok… Udah.”
“Sekarang jelasin!”
“Ok, posisi kita sekarang…Rio ada di kursi setir, Iel di samping Rio, gue ada di deket pintu kiri, sebelah gue Obiet, ya Obiet di tengah, dan sebelah Obiet, Ozy…”
Agni melirik ke arah Sivia, kemudian hape itu diserahkan ke Sivia.
“Cak, ini gue Sivia. Mulai sekarang jagain dua orang!”
“Du, dua orang??”
“Iya, bukan cuma Obiet yang harus kalian awasin tapi juga… Ozy…”
“Ozy??”
“What!! Apa maksud kalian?!” pekik Ozy yang mendengar pembicaraan itu.
“Ini serius, Zy. Dalam foto ini juga ada elo!” terang Sivia pada Ozy.
“Apa yang terjadi, Cak?” Iel dan Rio jadi makin panik.
“Rio, konsen ke jalanan!” suruh Sivia.
“Berhenti!!” teriak Ozy yang sontak bikin Rio ngerem mendadak.
‘cyyiiit’
“Apa-apaan loe, Zy!!” omel Rio. Kemudian, tanpa menjawab pertanyaan Rio, Ozy keluar dari mobil.
“Cak…” kata Sivia lirih dari telfonnya
“kenapa, Siv?”
“O..zy…”
Seketika mereka berempat yang ada di dalam mobil menengok ke arah Ozy yang berjalan keluar, Iel keluar dari mobil dan bermaksud menyusul Ozy. ternyata Ozy berlari ke arah jalan tol, dan dari arah kanannya sebuah truk menuju ke arah Ozy,
“O, my God…” desis pelan Rio.
‘Diiinnndd!!!!’ truk itu membunyikan klaksonnya.
“Ozy, awas!!!!” teriak Obiet menjulurkan kepalanya dari jendela mobil sebelah kanan. Ozy lolos dari kecelakaan itu, tapi….
‘jrasshh’
Sebuah tronton dari arah kanan mobil Rio hampir menyerempet mobil itu. Bukan. bukan menyerempet mobil Rio, melainkan kepala…
“O, Obiet….”
“Shit!!” umpat Cakka yang memangku tubuh obiet tanpa… kepala. Seisi mobil itu nggak berkutik, mereka shock dengan apa yang terjadi barusan. Ozy masih mematung di luar mobil mengamati darah yang berserakan di jalan dan tentu saja… kepala Obiet.
“Halo, halo?? Cakka! Apa yang terjadi Cak?!!” suara Sivia dan Agni dari telpon. Rio mengambil alih hape yang ada di bawah.
“Obiet, Siv….” Rio menelan ludah “Kita gagal nyelamatin dia…” kata Rio gemetar.
Seketika semua yang ada di villa menangis mendengar penjelasan Rio.
***

Kematian Obiet sangat mengenaskan, tak disangka Obiet menyusul kepergian Oik. Sekarang tinggal sembilan orang yang tersisa. Mereka menunggu untuk menjadi… korban. Malam ini seisi villa makan malam, setelah selesai makan kini yang mendapat jatah nyuci piring adalah Sivia.
Saat Sivia sedang cuci piring tiba-tiba ada yang memeluk Sivia dari belakang (bisa bayanginkan ???)
“sayang mau aku bantu ?” tanya Rio. Tangan Rio berada di perut Sivia
“gag usah Yo” jawab Sivia
“Sivia kamu masih sayang nggak sama aku ?” bisik Rio di telinga Sivia
“masih donk Yo” jawab Sivia
“kalo gitu cium aku donk” goda Rio
“apaan sich Yo….” Sivia nyubit tangan Rio yang berada di perutanya
“ya udah kalo gitu aku aja dech yang cium kamu” goda Rio lagi
“kamu apaan sich Yo godain mulu” ucap Sivia
“hehee….” Rio ketawa
Cuppp…!! Sivia ngecup pipi Rio
“udah jangan ketawa mulu, jelek tau” ledek Sivia
“ya biarin yang penting kamu sayang sama aku” jawab Rio yang bikin Sivia nggak bisa ngomong apa-apa lagi
“erghm erghm….” Tiba-tiba Ozy datang “sory gue ganggu kalian berdua, gue cuma mau ambil minum doank. Habis itu lanjutin lagi ya bermesraannya. Perasaan nggak nyadar apa ya orang habis kehilangan temen malah berdua-duaan” sindir Ozy
“udah yok Siv kita pergi aja, lagian pekerjaan kamu udah selesaikan?”
“udah kok Yo” jawab Sivia
“ya udah pergi aja yok dari pada nanti malah jadi masalah” ucap Rio.
Ozy merasa disindir dengan ucapan Rio tadi. Sivia dan Rio keluar dari dapur lalu menuju ke ruang tamu. Di ruang tamu ada Gabriel, Zevana, Debo, Ify.
“loh si Agni ma Cakka kemana ?” tanya Rio
“tau tuh tadi habis makan mereka berdua ilang gitu aja” jawab Debo
“hah pasti mereka baru berduaan dech” kata Rio
@kolam renang
“Cak liad dech bintangnya yang itu terang banget ya dari antara bintang-bintang yang lain” kata Agni yang menyandar dibahu Cakka
“iya, cinta aku ke kamu juga seterang bintang itu Ag” Cakka mulai soswit
“alah GOMBAL !!!” Agni noyor pipi Cakka
“serius Agni” jawab Cakka
“gombal….” Kata Agni lagi dan menoyor pipi Cakka namun Cakka menangkapnya lalu mendekatkan wajahnya kewajah Agni “Cakka apaan sich ?” Agni mundur-mudurin kepalanya namun Cakka tetap mendekatkan wajahnya kewajah Agni, muka Cakka nampak serius sekali saat ini. Agni jadi bingung sama sikap Cakka. Cakka mendekatkan mulutanya ketelinga Agni lalu berkata
“ I LOVE YOU AGNI ALWAYS” bisik Cakka
“LOVE YOU TOO CAKKA ALWAYS” jawab Agni d bisikan Cakka juga.
Lalu Cakka mengecup pipi Agni
“jah mereka berdua malah mesra-mesraan disini” kata Rio tiba-tiba
“ah loe Yo ganggu gue aja” jawab Cakka cengengas cengenges
“dasar loe Cak” Rio nonyor kepala Cakka.
Mereka tertawa bersama. Dari jauh ternyata wanita tua itu melihat mereka
kalian masih bisa bersenang-senang untuk saat ini tapi besok kalian akan tau akibatanya” kata wanita itu dengan senyum sinisnya.



BERSAMBUNG >>>>>>>>>

Bagaimana kisah selanjutanya ???
Nantikan part berikutanya !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar