My Translate

Jumat, 30 September 2011

Final Destination(the secret of photo)*part 2* (*ad(1-9)min*)

Hai semua ! ini part duanya.. maaf yang udah pada nunggu (emang ada yang nunggu?) maaf kalo di cerita ini rada membingungkan, soalnya penulisnya juga rada bingung nyampein yang ada di otak. Karna emang cerbung ini hasil kerja sama dua orang. Ok, daripada dengerin ocehan penulis gaje ini, kita lanjut aja ke ceritanya… cekidot ya!

Final Destination
(the secret of photo)
*part 2*

“Kok Sivia sama Agni lama banget ya? Jangan2 mereka berdua kesasar lagi” kata Cakka.
“Woy hello . . . Agni sama Sivia itu udah sering ke bandara masa iya mereka nyasar” kata Ozy.
“Tapi bisa aja, udah gue ama Cakka cari mereka kalian tunggu sini ya!” sambung Rio.
“Yuk” jawab Cakka
Rio dan Cakka mencari Sivia dan Agni ke toilet tapi mereka gak ada.
“Gak ada, Cak! Kemana mereka?” tanya Rio ke Cakka.
“Gue juga gak tau, Yo. Udah kita cari aja keliling bandara!” usul Cakka.
“Okey!” jawab Rio.
Akhirnya Rio dan Cakka keliling bandara. Saat melewati taman, Cakka melihat ada 2 orang gadis sedang duduk di bangkunya.
“Yo, itu Agni sama Sivia kan?” tanya Cakka
Rio melihat ke arah yg ditunjuk Cakka “Ya bener, itu Agni sama Sivia. Ayo kita ke sana!” Rio berlari ke arah taman
“Sivia” panggil Rio.
“Agni!” panggil Cakka.
“Apa?” jawab mereka berdua kompak.
“Katanya ke toilet, aku cariin gak ada” kata Rio.
“Eh gak taunya kalian ke taman. Ngapain sich?” tanya Cakka.
“Cak, ternyata Sivia juga ngerasain kejanggalan di liburan kita kali ini” kata Agni ke Cakka.
“Masak sich?” tanya Rio dan Cakka hampir bersamaan.
“Ya” jawab Agni dan Sivia kompak.
“Terus apa yg harus kita lakuin?” tanya Rio.
“Iya, kita kan udah sampai di Lombok” lanjut Cakka.
“Ya kita pulang” kata Agni.
Tiba-tiba dari arah laen.
 “Ya gak bisa gitu donk, Ag!” kata Acha.
“Yup, kita udah sampai di sini! Kita udah keluar duit banyak masa kita langsung pulang karna pikiran Agni dan Sivia yang extra khayalan itu” sambung Ozy.
Agni dan Sivia saling pandang. Khayalan? Itu semua gak bener emang nyatanya gue ngerasain itu, tapi semua gak percaya. Batin Sivia dan Agni
“Okey! Tapi terserah kalian!” ambek Agni lalu pergi
“Gue sama Agni ngerasain itu semua tapi kalian gak percaya. Terserah!” kata Sivia lalu pergi menyusul Agni.
Rio dan Cakka saling pandang lalu dua-duanya menggedikkan bahu.
“Eh Cak, Yo pacar kalian kekanak-kanakan banget sich?” sindir Ozy.
“Eh, Zy! Jangan loe jelek-jelekin pacar gue” kata Cakka
“Gue gak jelek-jelekin! Tapi pacar kalian itu emang kekanak-kanakan banget” kata Ozy.
“Eh, Zy loe itu gak tau semuanya! Jadi jangan sotoy dech” kata Rio
“Udah-udah kok jadi pada berantem? Kita jadi ke villa gak?” tanya Zevana.
“Jadi, tapi gue sama Cakka cari Sivia sama Agni dulu” kata Rio lalu pergi disusul Cakka.
“huh dasar! Buang-buang waktu aja” kata Ozy.
“Udah say sabar” Acha nenangin Ozy.
Cakka dan Rio mencari Agni dan Sivia setelah bertemu dan membujuk Agni dan Sivia untuk ikut, akhirnya Agni dan Sivia mau. Mereka berempat kembali ke Iel cs yg telah lama menunggu.
“Udah yuk berangkat!” kata Iel setelah Rio, Cakka, Agni, dan Sivia sampai.
“Yuk!” jawab mereka.
Mereka berduabelas pergi ke agen travel yang dekat dengan bandara Lombok. Setelah terjadi tawar menawar akhirnya mereka mendapatkan travel yang lumayan nyaman. Tentu saja mereka duduk berpasang-pasangan.
Di perjalanan.
“Waw indah banget pemandangannya!” kagum Oik melihat ke luar jendela.
“Iya,ya padahal dulu Lombok gak gini loh.” kata Ify yang duduk di seberang Oik dan Obiet ikut kagum.
Agni sama Sivia hanya diam, diam, dan diam. Pikirannya melayang-layang. Sama sekali nggak menikmati liburannya, Agni hanya menghadap jendela. Cakka yg melihat Agni kaya gitu jadi gak tega sendiri.
“Agni kamu kenapa?” tanya Cakka. Agni hanya menoleh sebentar lalu kembali menghadap jendela
“Agni aku tau kamu takut terjadi apa-apa, aku juga ngerasain itu kok. Udah kamu tenang aja!” kata Cakka lalu mengelus rambut Agni lembut.
“Gimana aku bisa tenang, Cak? Ketakutan itu membayangiku” Agni menangis. Cakka memeluk Agni
“Udah kamu tidur aja ya!” kata Cakka. Kepala Agni menyender di bahu Cakka, tak lama kemudian Agni terlelap. Cakka mencium kening Agni.
Kita pindah ke Siviyo. Sivia nggak beda jauh dengan Agni, dia hanya memandangi ke arah jendela, ketika melewati suatu pemakaman, Sivia melihat wanita memakai baju hitam berkerudung. Yang membuat Sivia takut adalah wanita itu membawa sebuah beda tajam dan melihat ke arah Sivia. Sivia memeluk Rio.
“Vi, kamu kenapa?” tanya Rio bingung.
“Gue takut, Yo!” jawab Sivia.
“Takut apa?” tanya Rio lagi, tapi Sivia malah menangis.
“Udah cup . . . cup . . . cup” Rio memeluk Sivia erat. Tak lama kemudian Rio melihat Sivia yg telah terlelap di pelukannya. Lalu Rio mengelus rambut Sivia dan mengecup pipi Sivia.
Kita pindah k ZevIel.
“Yel aku takut kalo terjadi apa-apa di antara kita. Seperti kata Agni dan Sivia tadi” kata Zevana yg menyender di bahu Iel.
“Udah, Ze. Kamu tenang aja ya, ada Iel di sini” jawab Iel.
“bener ya, yel? Jagain aku.” kata Zevana. Iel mengangguk.
Kita pindah ke Debfy.
“Deb kita nanti jalan-jalan ke mana?” tanya Ify.
“Ke mana aja kamu mau” jawab Debo lalu mengelus rambut Ify. Ify tersenyum.
Kita pindah ke Oik dan Obiet, ternyata o2 sedang tidur pulas. Wah jangan di ganggu!
Kita pindah ke Ocha. Ozy dan Acha. kalo ini Ozy yang tidur, Acha hanya diam termenung. ‘Tuhan kenapa Acha ngerasa bakal kangen sama temen-temen. Jujur, Acha percaya sama apa yang dibilang Agni dan Sivia tadi. Acha ngerasa linuran ini akan misahin Acha sama yang lain. Ya Tuhan, selamatkan kami.’ Kata Acha dalam hati tak terasa Acha menitikkan air mata.
Kita pindah ke CaGni.
Agni bangun dari tidurnya karna mimpi buruk, Cakka yang sudah bangun dari tadi memandang Agni bingung.
“Ag, kenapa kok tiba-tiba bangun?” tanya Cakka.
“Gue mimpi buruk, Cak” jawab Agni.
“Mimpi apa?” tanya Cakka.
“Gue tadi liat perempuan pake jubah hitam dan bawa benda tajam.” jawab Agni.
Tiba-tiba Sivia menoleh ke arah Agni, ya Sivia mendengar apa yg Agni ceritakan ke Cakka.
“Ag? Loe liad wanita berjubah itu?” tanya Sivia gemetaran.
“Ya, di mimpi. Emang kenapa, Vi?” jawab Agni dengan nada tanya.
“Loe gak mimpi, Ag! Tadi waktu sebelum gue tidur, gue  liat perempuan yang sama kaya dimimpi itu. Iya, Ag. Gue liat di jalan tadi…” terang Sivia.
“Emang dimana kalian liat?” tanya Cakka.
“Kuburan!” jawab Agni dan Sivia serentak.
“Kok aneh ya, Sivia liat asli, Agni liatnya lewat mimpi, tapi tempatnya sama. Sebenarnya apa sich yg terjadi?” Rio ikut nimbrung.
“Kan gue udah bilang ada kejanggalan di liburan kita kali ini” kata Agni.
“Udah-udah kita cari tau aja, tapi jangan sampai anak-anak yang laen tau. Okey! Takutnya mereka jadi paranoid juga” kata Cakka di iringi anggukan Rio, Sivia, dan Agni.
Malam telah tiba. sekarang mereka berduabelas nyewa villa terdekat karna hari memang udah larut malam ditambah hujan yang tiba-tiba mengguyur Lombok dengan derasnya, di villa itu terdapat 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang tamu, dapur, kolam renang, dan teras.
“Debo, Obiet, ma Ozy sekamar” kata Iel. “Ify, oik, sama Acha di kamar sebelahnya!” lanjut Iel menunjukkan kamarnya “Agni, Sivia, sama Zevana juga sekamar. Nih di sini” kata Iel lagi “sedang gue, Cakka Rio di samping kamar Agni, Sivia, Zevana” lanjut Iel.
Villa itu sebenernya bagus, luas dan bersih tapi entah mengapa Sivia yang punya feeling kuat dari tadi merasakan hawa tidak menyenangkan dari villa itu. Ditambah gaya bangunan villa itu yang kuno, terkesan klasik dan misterius. Sivia jadi begidik sendiri dibuatnya.
           ***
Keesokan harinya, Acha bangun lebih dulu, dia segera ke kamar mandi karena nggak mau antri mandi. Di kamar mandi…
‘wah, ada bath tub-nya… kamar mandinya ok juga… nggak salah si Ozy dan Cakka milih villa ini’ gumam Acha dalam hati. Lalu dengan segera Acha pun mandi.  Tapi….
“kyyaaaa!!!!”
“Brakk!”

BERSAMBUG>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
.
OMG, apa yang akan terjadi dengan Acha? Nantikan part berikutnya…
.
waaa...pendek...tak apalah, d sengaja buat bikin penasaran :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar