My Translate

Sabtu, 07 Juli 2012

Final Destination (the secret of photo) *part 6*

Final Destination
(the secret of photo)
*part 6*

“Kita harus nemuin dia!”
Mereka bargegas mencari Obiet.
“Mana Obiet?” tanya Cakka yang nggak berhasil nemuin Obiet dimanapun.
“Gue juga nggak nemuin, Cak.” Jawab Rio.
“Ada apa, sih?” tanya Ify yang baru bangun, disusul oleh Zevana, Debo dan Iel.
“Ada yang liat Obiet nggak?”
“Obiet? Gue nggak liat.”
“Obiet pergi baru aja.” Sambung Ozy yang entah sejak kapan ada di belakang Debo.
“Kemana?!” Agni mulai panik.
“Gue nggak tau, tapi tadi pagi gue denger ada seseorang yang nyalain mobil. Dan mungkin itu Obiet.”
“Nggak boleh! Itu nggak boleh terjadi…” Sivia mundur sambil panik, sekali lagi Rio menenangkannya.
“Siv, fotonya!” Agni menyuruh Sivia melihat ke foto Obiet. Nggak ada yang spesial dari foto itu, cuma foto Obiet yang dirangkul oleh Ozy.
“apa maksudnya ini Ag!?” kata Sivia bertanya sambil memberi foto Obiet ke Agni
“gue juga nggak tau Siv! Loe Cak tau nggak?” kata Agni kepada Cakka
“gue juga nggak tau Ag! Gimana kalo kita bagi tugas!” saran Cakka
“boleh, gimana tu Cak ?” tanya Rio
“gue sama Rio cari Obiet, Agni ma Sivia cari tau apa maksud foto itu, kalo yang laen terserah mau ngapain. Ikut gue sama Rio atau ma Agni, Sivia juga boleh” terang Cakka
“gue ikut loe Cak” kata Iel
“ok, gue juga ikut” kata Ozy
“lebih baik gue tinggal di villa, jagain mereka.” kata Debo
“Bener, Deb. Jagain cewek-cewek yang di villa.” Tambah Iel.
“ok, Iel sama Ozy ikut gue sama Rio cari Obiet” jawab Cakka
“beibh gue tinggal dulu eah!” pamit Iel ke Zeva
“iya beibh” jawab Zevana mencium tangan Iel
“ati2 ea” kata Iel lalu mengecup dahi Zevana
“gue pergi dulu ea Ag” kata Cakka lalu mengecup pipi Agni
“gue juga ea Siv” kata Rio tak bda jauh dia juga mengecup pipi Sivia
“udh dech nggak ush mesra-mesraan segala. Ayo berangkat” kata Ozy yang mulai bete.
Cakka, Rio, Iel dan Ozy mencari Obiet. Sedangkan Agni dan Sivia dan cwek2 yang laen sibuk mencari tau apa maksud dari foto itu, ditemani Debo.
“aduhhhhh….gue nggak ngerti dech apa maksud kalian. Perasaan foto.nya biasa aja, nggak ada yang aneh” kata Ify yang mulai capek mencari.
“pokok.nya d teliti aja maksud.nya!” jawab Agni
“gimana Zev udh nemuin blm ?” tanya Sivia ke Zevana
“blm nich gue nggak ngerti” jawab Zeva
“Pokok.nya d cari aja ea. Nanti kalo ada yang janggal d foto itu kasih tau kita” terang Sivia
“iya Siv” jawab Zeva
@D dalam mobil
Rio konsentrasi menyetir, sedangkan Cakka hanya memikirkan dimana kira-kira Obiet berada
“guys kira-kira Obiet pergi kemana ? kita udh keliling dari tadi tanpa tujuan” tanya Rio yang sudah capek menyetir tanpa tujuan
“gue juga nggak tau dimana Obiet” jawab Iel
“Cak ? Obiet kemana ?” tanya Rio ke Cakka yang sedari tadi diam memikirkan sesuatu
“kalo menerut gue Obiet kan hbs kehilangan Oik mungkin aja Obiet d makam Oik” usul Cakka
“ok, kita ke makam Oik” kata Iel
Rio malajukan mobil.nya ke makam Oik. Saat perjalanan ke makam Oik
‘CIIITTTTT….!!!!’
Rio hampir saja menabrak seorang wanita berjubah hitam itu. Wanita itu hanya menatap mereka dengan tatapan yang menyeramkan
“Yo, ati-ati donk! Loe mau bunuh kita apa ?” omel Ozy
“sory, gue tadi meleng” jawab Rio
Rio kembali melajukan mobil.nya
“tunggu dech Yo!” kata Cakka tiba-tiba
Rio ngerem mendadak lagi
“apaan Cak ?” tanya Rio bingung
“wanita berjubah hitam Yo” kata Cakka
“maksud loe Cak ?” tanya Iel bingung
“maksud gue wanita itu yang setiap hari menghantui Agni sama Sivia” terang Cakka
“jadi wanita itu yang d maksud Sivia membawa benda tajam?” tanya Rio
“iya Yo. Itu yang bikin kita berada d rantai maut ini” kata Cakka
“jadi maksud kalian wanita itu penyebab.nya ?” tanya Iel
“ea” jawab Cakka
“kita harus kejar dia” kata Iel.
Saat mereka berempat turun dari mobil wanita itu sudah tidak ada dan jalanan menjadi sepi sekali.
“kemana wanita itu ?” tanya Iel
“dy udh nggak ada, dia udah menghilang” kata Cakka
“jangan-jangan….” Ungkap Rio terpotong
“Obiet….” Kata mereka bersama kecuali Ozy
“Obiet dalam bahaya” kata Cakka
“kita harus cepet-cepet cari Obiet” sambung Rio
“kalian apa-apaan sich ? masak cuma krna wanita itu Acha sama Oik meninggal? dan kita berada d rantai maut? Gitu ?” sepele Ozy
“iya Zy” jawab Cakka
“kalian banyak ngayal ea! Lama-lama kalian bisa gila” kata Ozy
“terserah loe Zy kalo loe nggak percaya sama kita” jawab Rio
“udh! ayo kita lanjutin cari Obiet” kata Iel
Mereka berempat kembali ke dalam mobil. Dari jauh ada yang memperhatikan mereka dengan senyum sinis.nya
kalian nggak akan selamat dari rantai maut ini! Hahahhaha….” Tawa wanita itu.
@Villa
“Ag sini dech!” panggil Sivia
“apa Siv ?” jawab Agni
“kok foto Obiet kyk d cekek Ozy gtu ea ?” kata Sivia menunjukkan sebuah foto yang gambarnya Ozy merangkul leher Obiet dengan sikunya seperti mencekik.
“mana liat?” Agni menamati foto Ozy dan Obiet
“Jangan bilang tanda kematian Obiet ada hubungannya sama pencekikan?” kata Debo yang sedari tadi mnggenggam erat tangan Ify.
“gue juga nggak tau, Deb.” kata Sivia
“oke gue telpon Cakka dulu. Mereka udh nemuin Obiet apa blm” kata Agni.
Agni segera mengambil HP.nya lalu menelpon Cakka
hallo” Jawab Cakka dari seberang.
hallo Cak loe udh nemuin Obiet belum ?
belum Ag. Nie kita baru menuju makam Oik! Sapa tau Obiet ada d sana
ok, nanti kalo udh nemuin Obiet hubungin kita ea Cak
pasti Ag. Oya Ag tadi gue liad wanita berjubah hitam itu
hah ? dimana ?
jadi gini. Tadi si Rio mau nabrak dy, dia liad kita dengan tatapan menyeramkan Ag
terus ?
dy ngilang Ag
Ok, pokok.nya loe harus cpt-lama nyari Obiet. Ini bahaya Cak
ok, udh dulu Ag. Nanti kalo gue udh ketemu Obiet gue hubungin loe. Oke !
“iya Cak. Ati-ati ea”
“iya Ag
‘nutnutnut….’ Agni mematikan telpon.nya
“gimana Ag ?” tanya Sivia
“Obiet blm ketemu. Dan kata.nya Cakka mereka liad wanita berjubah hitam itu Siv” kata Agni
“apa ???” tanya Sivia
“iya jdi gini. Tadi Rio hampir nabrak wanita itu Siv dan wanita itu menatap mereka dengan tatapan tajam”
“terus ???”
“terus dia menghilang Siv” jawab Agni
“tunggu-tunggu maksud kalian wanita berjubah itu apa ? dan siapa dia ?” tanya Zeva
“dy itu penyebab kita nggak bisa pulang dan itu penyebab kita berada d rantai maut ini” jelas Agni
“gue nggak ngerti sama semua ini!” Ify berlari ke kamar zevana
Beralih ke rio and friend
Akhirnya mereka sampai ke pemakaman oik dan di situ terdapat obiet yang sedang menangis melihat makam Oik
“biet…”kata cakka lirih sambil menepuk bahu Obiet.
“apa?” kata obiet sambil melihat cakka,obiet tampak depresi dan terlihat menakutkan.
“yuk kita pulang” ajak rio
“nggak.”
“Biet, anak-anak khawatirin loe. Kita semua nggak mau terjadi apa-apa sama loe, Biet” kata Cakka menenangkan.
“Gue nggak apa-apa, gue cuma lagi kangen sama oik, lebih baik kalian pulang. Gue mau nemenin Oik gue di sini.”
Cakka melirik ke Rio dan yang lain, lalu Rio angkat bicara, “Biet, gue tau ini berat banget bagi loe. Tapi kalo loe terus-terusan kaya gini, loe justru bikin Oik nggak bahagia di alamnya, Biet. Loe nggak mau Oik sedih, kan?”
Obiet menggeleng pelan.
“Ikut kita balik, Biet….” Ajak Iel. Akhirnya Obiet menurut.

Sementara itu di villa,
“Ag, gimana kalo ternyata foto ini bukan tanda kematian Obiet?” kata Sivia.
“Maksud loe?”
“Kenapa kita bisa dengan cepet bilang ini tanda kematian Obiet, padahal di foto ini ada dua orang, kan?”
“Be, bener kata loe Siv. Ada Obiet dan Ozy. Jangan-jangan ini bukannya tanda kematian Obiet, tapi…”
“Ozy??” Zevana dan Ify berkata bersamaan.
‘trrtt trrt trrt’ hape Agni getar, ada telpon dari Cakka.
“Iya, Cak?”
“Kita berhasil nemuin Obiet di pemakaman Oik, sekarang kita dalam perjalanan ke villa.”
“tunggu, Cak. Ozy lagi ngapain?” sergah Agni sedikit panik.
“Ozy? Ozy ada di samping Obiet. Emang kenapa?”
Agni melihat ke arah Sivia, Sivia mengisyaratkan Agni agar menghidupkan loudspeaker di hape Agni agar ia dan yang lain bisa mendengar penjelasan Cakka. ‘pip’ loudspeaker aktif.
“Emang kenapa, Ag?” tanya Cakka sekali lagi.
“Tolong tunjukin posisi kalian di mobil sekarang!”
“Bu, buat apa?” Cakka makin bingung.
“Udah, jelasin aja…”
“Ada apa sih, Cak?” tanya Rio yang duduk di belakang kemudi.
“Perasaan gue nggak enak…” sambung Iel.
“Cak, loudspeaker hapenya, aku mau yang laen denger omongan aku!”
“O, ok… Udah.”
“Sekarang jelasin!”
“Ok, posisi kita sekarang…Rio ada di kursi setir, Iel di samping Rio, gue ada di deket pintu kiri, sebelah gue Obiet, ya Obiet di tengah, dan sebelah Obiet, Ozy…”
Agni melirik ke arah Sivia, kemudian hape itu diserahkan ke Sivia.
“Cak, ini gue Sivia. Mulai sekarang jagain dua orang!”
“Du, dua orang??”
“Iya, bukan cuma Obiet yang harus kalian awasin tapi juga… Ozy…”
“Ozy??”
“What!! Apa maksud kalian?!” pekik Ozy yang mendengar pembicaraan itu.
“Ini serius, Zy. Dalam foto ini juga ada elo!” terang Sivia pada Ozy.
“Apa yang terjadi, Cak?” Iel dan Rio jadi makin panik.
“Rio, konsen ke jalanan!” suruh Sivia.
“Berhenti!!” teriak Ozy yang sontak bikin Rio ngerem mendadak.
‘cyyiiit’
“Apa-apaan loe, Zy!!” omel Rio. Kemudian, tanpa menjawab pertanyaan Rio, Ozy keluar dari mobil.
“Cak…” kata Sivia lirih dari telfonnya
“kenapa, Siv?”
“O..zy…”
Seketika mereka berempat yang ada di dalam mobil menengok ke arah Ozy yang berjalan keluar, Iel keluar dari mobil dan bermaksud menyusul Ozy. ternyata Ozy berlari ke arah jalan tol, dan dari arah kanannya sebuah truk menuju ke arah Ozy,
“O, my God…” desis pelan Rio.
‘Diiinnndd!!!!’ truk itu membunyikan klaksonnya.
“Ozy, awas!!!!” teriak Obiet menjulurkan kepalanya dari jendela mobil sebelah kanan. Ozy lolos dari kecelakaan itu, tapi….
‘jrasshh’
Sebuah tronton dari arah kanan mobil Rio hampir menyerempet mobil itu. Bukan. bukan menyerempet mobil Rio, melainkan kepala…
“O, Obiet….”
“Shit!!” umpat Cakka yang memangku tubuh obiet tanpa… kepala. Seisi mobil itu nggak berkutik, mereka shock dengan apa yang terjadi barusan. Ozy masih mematung di luar mobil mengamati darah yang berserakan di jalan dan tentu saja… kepala Obiet.
“Halo, halo?? Cakka! Apa yang terjadi Cak?!!” suara Sivia dan Agni dari telpon. Rio mengambil alih hape yang ada di bawah.
“Obiet, Siv….” Rio menelan ludah “Kita gagal nyelamatin dia…” kata Rio gemetar.
Seketika semua yang ada di villa menangis mendengar penjelasan Rio.
***

Kematian Obiet sangat mengenaskan, tak disangka Obiet menyusul kepergian Oik. Sekarang tinggal sembilan orang yang tersisa. Mereka menunggu untuk menjadi… korban. Malam ini seisi villa makan malam, setelah selesai makan kini yang mendapat jatah nyuci piring adalah Sivia.
Saat Sivia sedang cuci piring tiba-tiba ada yang memeluk Sivia dari belakang (bisa bayanginkan ???)
“sayang mau aku bantu ?” tanya Rio. Tangan Rio berada di perut Sivia
“gag usah Yo” jawab Sivia
“Sivia kamu masih sayang nggak sama aku ?” bisik Rio di telinga Sivia
“masih donk Yo” jawab Sivia
“kalo gitu cium aku donk” goda Rio
“apaan sich Yo….” Sivia nyubit tangan Rio yang berada di perutanya
“ya udah kalo gitu aku aja dech yang cium kamu” goda Rio lagi
“kamu apaan sich Yo godain mulu” ucap Sivia
“hehee….” Rio ketawa
Cuppp…!! Sivia ngecup pipi Rio
“udah jangan ketawa mulu, jelek tau” ledek Sivia
“ya biarin yang penting kamu sayang sama aku” jawab Rio yang bikin Sivia nggak bisa ngomong apa-apa lagi
“erghm erghm….” Tiba-tiba Ozy datang “sory gue ganggu kalian berdua, gue cuma mau ambil minum doank. Habis itu lanjutin lagi ya bermesraannya. Perasaan nggak nyadar apa ya orang habis kehilangan temen malah berdua-duaan” sindir Ozy
“udah yok Siv kita pergi aja, lagian pekerjaan kamu udah selesaikan?”
“udah kok Yo” jawab Sivia
“ya udah pergi aja yok dari pada nanti malah jadi masalah” ucap Rio.
Ozy merasa disindir dengan ucapan Rio tadi. Sivia dan Rio keluar dari dapur lalu menuju ke ruang tamu. Di ruang tamu ada Gabriel, Zevana, Debo, Ify.
“loh si Agni ma Cakka kemana ?” tanya Rio
“tau tuh tadi habis makan mereka berdua ilang gitu aja” jawab Debo
“hah pasti mereka baru berduaan dech” kata Rio
@kolam renang
“Cak liad dech bintangnya yang itu terang banget ya dari antara bintang-bintang yang lain” kata Agni yang menyandar dibahu Cakka
“iya, cinta aku ke kamu juga seterang bintang itu Ag” Cakka mulai soswit
“alah GOMBAL !!!” Agni noyor pipi Cakka
“serius Agni” jawab Cakka
“gombal….” Kata Agni lagi dan menoyor pipi Cakka namun Cakka menangkapnya lalu mendekatkan wajahnya kewajah Agni “Cakka apaan sich ?” Agni mundur-mudurin kepalanya namun Cakka tetap mendekatkan wajahnya kewajah Agni, muka Cakka nampak serius sekali saat ini. Agni jadi bingung sama sikap Cakka. Cakka mendekatkan mulutanya ketelinga Agni lalu berkata
“ I LOVE YOU AGNI ALWAYS” bisik Cakka
“LOVE YOU TOO CAKKA ALWAYS” jawab Agni d bisikan Cakka juga.
Lalu Cakka mengecup pipi Agni
“jah mereka berdua malah mesra-mesraan disini” kata Rio tiba-tiba
“ah loe Yo ganggu gue aja” jawab Cakka cengengas cengenges
“dasar loe Cak” Rio nonyor kepala Cakka.
Mereka tertawa bersama. Dari jauh ternyata wanita tua itu melihat mereka
kalian masih bisa bersenang-senang untuk saat ini tapi besok kalian akan tau akibatanya” kata wanita itu dengan senyum sinisnya.



BERSAMBUNG >>>>>>>>>

Bagaimana kisah selanjutanya ???
Nantikan part berikutanya !!!

Final Destination(the secret of photo)*part 5* (*ad(1-9)min*)

Tara...part 5 datang niy. banyak yang penasaran ya???
.
Ok lah langsung aja ya...
CEKIDOT>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Final Destination
(the secret of photo)
*part 5*


“Ik?” Obiet baru saja terbangun dari tidurnya, tapi nggak ada Oik di sisinya, mungkin di dalam. Sebelum ke dalam, sekali lagi Obiet menyapu pandang ke sekitar, dan antara percaya nggak percaya, Obiet mendapati sesuatu mengapung di kolam renang, bukan sesuatu, lebih tepatnya seseorang dan pakaian itu rasanya tak asing…
“Oik!!! Astaga…!” pekik Obiet yang tanpa pikir panjang ikut nyebur ke kolam renang, dia berusaha membawa Oik ke tepi. Tapi, tubuh Oik sudah kaku, sekujur tubuhnya membiru dan Oik sudah nggak bernafas…
“Oik? Bangun Ik… Oik!!!!!” teriak Obiet makin histeris. Seketika penghuni villa menghampiri O2.
“Astaga, apa yang terjadi?” Rio menghampiri Obiet.
“Oik…. Meninggal…” jawab Obiet gemetar.
“Oik….!” Jerit Zevana dan Ify. Sedangkan Agni dan Sivia hanya saling berpelukan sambil menangis.
Oik meninggal, dan itu semakin membuktikan kalau rantai maut itu bener-bener nyata.
Tiga hari setelah kematian Oik, barulah Sivia dan Agni menyadari sesuatu.
“Padahal, dia pernah bilang ke gue kalo dia seneng banget bisa liburan bareng gue, dan dia seneng banget akhirnya nilai ujiannya bisa buat masuk SMA yang sama dengan gue. Tapi kenapa Tuhan ngambil Oik sebelum gue lihat senyuman kebahagiaan itu…” sesal Obiet di pemakaman Oik.
Oik memang dimakamkan di Lombok, karena kebetulan ada saudara Oik yang tinggal di sana.
“Gue ikut sedih, Biet. Sabar ya…” kata Debo.
“Gue yakin ini jalan yang terbaik.”
“Tapi kenapa Oik harus juga diambil sih? Kita udah kehilangan Acha.” Kata Zevana.
“Mungkin buat gue ini sulit banget tapi, gue yakin Tuhan udah kasih yang terbaik buat Oik dan kita semua.”kata iel
“Iya loe musti sabar biet,”kata debo
“Ini emang udah kehendak tuhan,gue juga sedih waktu oik meninggal,tapi gimana lagi ,takdir nggak bisa diubah”kata ify
“Oke, gue akan coba bersabar melewati semua ini,”kata Obiet
@Kamar Sivia
“Dua korban udah didapet yo,apa yang harus kita lakuin”kata Sivia.
“Udah,sabar aja, Siv…Gue ,loe ,Agni dan Cakka serta yang lain pasti bisa ngelewatin semua ini,kalo kita sama-sama”
“Bener kata Rio ,kita pasti bisa jalanin semua ini” kata Agni.
“Yang penting kita harus yakin bahwa kita semua akan dapat ngalahin wanita itu” tambah Cakka.
“Tapi sebelumnya kita harus mecahin keanehan dari foto itu” kata Sivia.
“Ayo kita selidikin bareng-bareng” kata mereka hampir bersamaan.
“Dari foto Acha yang keterangan, sampe foto Oik di seaworld”
Mereka memandangi satu demi satu foto yang ada, memandangi setiap keanehan di dalamnya. Dan tepat jam 12 tengah malam, Sivia menemukan sesuatu.
“Nggak salah lagi…” katanya sambil menggenggam foto Acha dan Oik.
“Loe mikir apa yang gue pikirin, Siv?” tanya Agni.
“Ya, Ag. Kita bener…”
“Apa, Ag?” tanya Cakka.
“Semua kejadian ini bukan kecelakaan.”
“Maksud loe pembunuhan?” tanya Rio.
“Ya, hampir sama. Tapi pembunuhnya bukan manusia.” Terang Sivia.
“Maksud loe?”
“Rantai maut yang bunuh temen-temen kita…” sambung Agni.
“Ra, rantai maut?” Rio dan Cakka kaget bersamaan.
“Jadi hal itu beneran ada?” tanya Cakka meyakinkan.
“Ya, dan foto-foto ini petunjuknya.” Jawab Sivia.
“Foto?”
“Coba kalian liat foto Acha, dan coba hubungin sama cara mereka meninggal” Terang Agni.
“Gue nggak ngerti” Jawab Rio.
“Ini, foto Acha…” kata Sivia menunjuk foto Acha. “Di ini jelas banget kalo foto Acha terlalu terang cahayanya, itu karena ada lampu di sekitar Acha berdiri, dan sadar nggak? Itu adalah tanda cara kematian Acha.”
“Tanda?”
“Ya, itu petunjuknya, Acha meninggal karena lampu, dan di foto ini rantai maut udah ngasih tau ke kita bahwa cara Acha meninggal ada hubungannya sama lampu…” semuanya tercekat.
“Mu, mustahil…”
“Sekarang foto Oik, di sini Oik foto di depan aakuuarium gede…” Agni berhenti menjelaskan dan menatap temen-temennya penuh arti. “Kalian tau apa maksudnya, kan?”
“Oik meninggal karena tenggelam…” kata Cakka.
“Dan aakuuarium ini adalah tandanya…” sambung Rio.
Agni dan Sivia mengangguk.
“Ini bener-bener nggak masuk akal.” Rio makin frustasi.
“Gue nyesel udah motret sahabat-sahabat gue. Tau gini, gue nggak akan ambil foto kalian. SLR sialan! Shit!” umpat Cakka merenggut rambutnya sambil mondar-mandir.
“Tenang, Cak. Ini bukan sepenuhnya salah loe.” Kata Rio menenangkan sohibnya. “Berarti, korban-korbannya cuma yang ada di foto-foto itu, kan?”
Semuanya saling pandang. Sivia menunjukkan foto-foto itu.
“Yo, semua diantara kita ada di foto ini…” jawab Sivia.
“Shit!” umpat Rio lalu keluar kamar.
“Ada foto gue?” tanya Cakka.
“Ya…”
“Gue nggak mau liat cara mati gue sendiri, lebih baik gue langsung mati aja.” Kata Cakka yang langsung mendapat pelukan dari Agni.
“Gu, gue takut, Cak” kata Agni, lalu Cakka mengusap lembut rambut Agni.
Sivia berlari menyusul Rio di tepi kolam renang.
“Yo…” panggil Sivia. Rio nggak jawab. “Yo, gue tau ini sulit, ini diluar akal pikiran, tapi gue berharap banget loe bisa tegar hadapin ini. Jagain gue, Yo…” Sivia mulai menangis. “Gu, gue juga takut, Yo. Gue butuh elo. Gue butuh pelukan dari loe dan support dari loe…”
Rio menyadari suara Sivia yang mulai sesegukan, lalu berbalik dan mendekap Sivia.
“Maafin gue, Siv. Gue janji akan selalu ada buat loe dan jagain loe.”
“Thanks Yo. Gue sayang sama loe…”
“Gue juga Siv.”
Malam ini Obiet duduk melihat bintang-bintang. Tiba-tiba Ozy datang dan duduk di samping Obiet.
“Loe percayakan Agni sama Sivia itu udah ngerencanain pembunuhan buat kita semua” kata Ozy tiba-tiba.
“Hah? Maksud loe?” tanya Obiet yang bingung apa maksud Ozy.
“Maksud gue ya itu tadi, Agni sama Sivia merencanakan pembunuhan buat kita!” kata Ozy.
“Ah gag tau ah, Zy. Gue baru aja kehilangan Oik jadi jangan bikin gue emosi donk!” kata Obiet mulai emosi.
“Gue juga kehilangan Biet, Gue kehilangan Acha dan itu karna mereka berdua!” kata Ozy.
“Udah ah, gue lagi males mikir. Capek gue berurusan sama loe!” kata Obiet dan beranjak meninggalkan Ozy.
@Ruang tamu
“Guys, pacar gue di kamar sekarang sendirian. Ada yang mau nemenin?” tanya Debo.
“Ze, loe temenin Ify gih! Mau nggak?” tanya Iel.
“Iya, gue mau kok” jawab Zevana dengan senang hati.
“Ok, thanks, Ze” jawab Debo.
“Sipp…” kata Zevana lalu berjalan menuju kamar.
“Eh Obiet sama Ozy kemana?” tanya Debo.
“Gue juga gag liad mereka dari tadi” jawab Rio.
“Guys, gue ke kamar duluan ya” pamit Agni.
“Gue juga ea” lanjut Sivia berjalan mengikuti Agni.
“Iya” jawab mereka.
@Kamar SivAg (Sivia-Agni)
“Ag, kira-kira habis ini sapa ya yang jadi korban selanjutnya?” tanya Sivia ketika mereka sampai didalam kamar.
“Gue juga belum tau, Siv. Belum ada firasat…” jawab Agni sambil mengambil foto mereka.
“Ngapain Ag? Kok liat-liat foto lagi” tanya Sivia.
“Gue cuma lagi liat-liat aja, siapa tau ada petunjuk” jawab Agni.
“ow… ehm...Ag gue tidur duluan ea. Udah ngantuk” kata Sivia
“Iya, Siv. Habis ini gue juga tidur kok” jawab Agni.
Sivia terlelap dalam tidurnya. Agni merenung sesaat tiba-tiba ada yang ketuk pintu kamar Agni. Agni segera beranjak dan membukakan pintu. Saat membukakan pintu ternyata yang mengetuk…
“Eh, kamu beibh, ada apa ?” tanya Agni.
Yap bener banget, siapa lagi kalo bukan Cakka yang ngapelin Agni malem-malem.
“Nggak ada apa-apa kok. Ehm.., by the way ganggu gag nih?” tanya Cakka basa basi.
“Gag kok.” Jawab Agni
“Kamu tadi udah tidur belum beibh?” tanya Cakka.
“Belum beibh” jawab Agni.
“Terus ngapain? Kok gag tidur? Mikirin Cakka ya…” tnya Cakka
“GR banget kamu ini, orang aku liad foto anak-anak kok, Cak. Kamu sendiri kok gag tidur?” tanya Agni gentian.
“Nggak bisa tidur beibh, aku mikirin kamu terus. Aku kangen sama kamu! Baru berapa menit aja aku udah kangen sama kamu, Ag! Aku gag mau kehilangan kamu, Ag. Aku sayang kamu! Aku mau kamu tetep sama aku…SALAMANYA!!!” kata Cakka.
“Sssttt….kamu gag boleh ngomong gitu, Cak” Agni menempelkan telujuknya ke mulut Cakka. “Kita pasti bisa kalahin rantai maut itu. Oke !” lanjut Agni sambil tersenyum manis.
 “Iya Ag, aku bakal setia sama kamu. Kita berjuang ya! I love you, Agni” kata Cakka.
Agni tersenyum lagi, selama ini hanya Cakka yang jadi penyemangatnya, dia nggak tau gimana jadinya dia tanpa cowok yang udah 2 tahun jadi pacarnya.
“I love you to, Cakka”
Cakka mendekatkan wajahnya ke wajah Agni. Bikin Agni jadi salting.
“Eh, eh mau ngapain nih?” tanya Agni yang wajahnya mulai dekat dengan Cakka.
“Hehe, mau cium aja. Nggak boleh?”
“Heh, nggak ah. Malu!”
“Malu? Nggak ada siapa-siapa kok. Mau ya? Mau ya? Aku kangen cium kamu, Ag. Ya…?”
“Nggak mau! Ah Cak…”
‘cup’
Akhirnya satu kecupan mendarat di pipi Agni.
“Ih, bandel kamu, ya! Awas kamu!!” Agni malah kejar-kejaran sama Cakka.
“Biarin… kamu kan punya aku! Jadi terserah aku dong!!”
Agni manyun
“Kok manyun? mau aku cium lgi apa?” goda Cakka.
“Eennggaak! Eh, mau ding. Tapi aku yang cium kamu!”
“Oke oke oke. Sini sini sini….” Kata Cakka yang manyun-manyun monyongin bibirnya.
“Heh? Ngapain monyong-monyong? Nggak cium bibir tauk!”
“Yaaah…” Cakka kecewa, dan kali ini bener-bener manyun.
‘cup’
Satu kecupan berhasil menclok di pipi Cakka.
“Ye… hore! Nggak mau mandi ah. Biar abadi di pipi aku !”
“Dasar! Cakdut!”
“Muah!”
Hem.. dasar CaGni… mereka itu emang selalu kaya gitu. Nggak ada matinya deh.
***
Esok harinya…
Sivia bangun pertama di antara semuanya. Sivia keluar kamar untuk menghirup udara segar. Saat sedang berjalan keluar villa Sivia menemukan foto Obiet di depan pintu.
“Loh ini, kan foto Obiet, jangan-jangan???” pikiran Sivia mulai kacau.
Sivia gag jadi keluar villa, Sivia lari ke kamarnya dan membangunkan Agni yang masih terlelap.
“Ag, bangun, Ag!” Sivia menggoyangkan tubuh Agni.
“Emmm…apaan sich?” tanya Agni masih merem.
“Gue nemuin foto Obiet didepan pintu villa, Ag!” kta Sivia gugup.
“Hah??? Apa???” seketika Agni glegapan bangun. “Jangan-jangan?” kata Agni dengan penuh tanda tanya.
“Obiet, Ag! Jangan bilang Obiet korban selanjutnya” kata Sivia
“Mungkin. Kita harus cegah Obiet untuk melakukan apapun! Jangan sampe kita kecolongan lagi kayak waktu itu” kata Agni.
Tiba-tiba ada yg mengetuk pintu.
“Masuk” teriak Sivia
“Hai…Siv, hai…Ag” sapa Rio yg datang bersama Cakka yang masih kucel belom mandi.
“Hai…” jawab Sivia dan Agni.
“Ada apa nih? Kok kayaknya pada tegang gitu muka kalian?” tanya Cakka.
“Sivia, Cak…dia nemuin foto Obiet d depan pintu” jawab Agni.
“Jangan bilang korban selanjutnya….” kata Rio terpotong.
“OBIET…” kata mereka bersamaan.



BERSAMBUNG>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Tingnung…apa yang akan terjadi lagi? Nantikan part berikutnya

Final Destination(the secret of photo)*part 4* (*ad(1-9)min*)

Haiii...datang lagi uyyy.Admin 1 kasihan nanti kalo admin 1 nggak ol, and admin 9 juga jarang ol yang baca fides jadi penasaran. jadi admin 1 juga ngepost sekarang aja. doain admin 1 biar bisa ngerjain soal2 UKK ya
.
Udah langsung aja ya..
CEKIDOT>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Final Destination
(the secret of photo)
*part 4*

“Ini nggak mungkin terjadi…” isak Oik yang didekap Obiet di ruang tamu.
“udahlah, Ik. Kamu harus tabah ya?” hibur Obiet.
“Acha itu sahabatku, Biet. Kita udah sahabatan dari SD. Kenapa Acha harus diambil secepat ini? Kenapa kita harus kehilangan Acha dengan keadaan kaya gitu?”
“A, aku juga nggak tau, Ik. Tapi, biar gimana pun ini kecelakaan, Tuhan udah ngerencanain ini semua… yang penting kamu harus tabah.”
“Aku nggak yakin apa bisa ngelepas Acha gitu aja, Biet. Acha, Biet… Acha…” tangis Oik makin menjadi, sementara itu tak jauh berbeda dengan pasangan O2, Ify juga masih shock di pelukan Debo.
“Padahal kemaren Acha masih ada sama gue, Deb. Padahal Acha masih sehat-sehat aja kemaren.”
“Sst… gue tau, Fy.”
“Dan nggak tau kenapa gue ngerasa ini ad hubungannya sama firasat yang dibilang Acha.”
“Firasat?” tanya Cakka yang tiba-tiba munculn dari belakang debfy.
“Semalem, Acha bilang kalo nggak tau kenapa dia ngerasa bakal kangen sama kita-kita. Wajah dia keliatan sedih banget, Deb. Dia juga bilang sebenernya dia rada percaya sama feeling yang dibilang sama Sivia dan Agni. Dia juga ngerasain hal yang sama dan dia juga sempet bilang…”
“Bilang apa?” tanya Obiet.
“Bia bilang kalo, kalo hidup dia nggak lama lagi…” tangis Ify makin pecah, “Cak, gue yakin ini ada hubungannya sama firasat Sivia-Agni…”
Cakka menuju ke TKP, di sana ada Gabriel yang meriksa mayat Acha, Zevana  hanya sesegukan sambil berdiri dari jauh sama Rio.
“Gimana, Yel?” tanya Rio.
“Gue nggak tau, Yo. Yang jelas Acha udah nggak bisa diselamatin.” Seketika Zevana menangis tersedu-sedu.
“Gimana polisi?” tanya Iel.
“Gue udah telpon, dan mereka dalam perjalanan ke sini.” Terang Rio.
“Yo, ke sini sebentar deh..” pinta Cakka yang menemui Rio.
“Apaan?” jawab Rio setelah mendekati Cakka dan menjauh dari Zeviel.
“Gue nggak tau ini bener apa nggak…” kata Cakka.
“Maksud loe ?” tanya Rio bingung sama maksud Cakka
“Maksud gue tadi si Ify blng gini kata.nya kemarin malem Acha bilang kalo dia ngerasa umur.nya udah gag lama lagi” jawab Cakka.
“Ya ini hasil.nya yang dikatakan Acha kemarin. Umur.nya emang gag lama lagi. Gue juga terpukul sama kepergian Acha yang sengeri ini, Cak. Gue sama sekali nggak nyangka.” jawab Rio.
“Yo, gue mau nyelidikin, apa bener ini ada hubungan sama sesuatu. Apalagi Ify bilang kalo ini ada hubungannya sama firasat Agni dan Sivia” kata Cakka.
“gue juga sempet mikir kaya gitu, Cak. ok, gue juga penasaran. Kita selidikin..” jawab Rio.
“Ya udah gue pergi dulu mau liad Agni” pamit Cakka.
“Ok, eh btw loe tau Sivia dimana?” tanya Rio.
“Mungkin sama Agni kali, soalnya tadi terakhir gue liat Agni sama  Sivia” jawab Cakka.
“Gue ikut loe deh” pinta Rio.
“Ok” jawab Cakka.
Cakka dan Rio menuju ke taman. Sementar itu di taman.
“Gue yakin ini adalah bukti dari rasa takut kita selama ini, Siv. Gue yakin ini adalah rantai maut itu”
“Sebenernya gue nggak mau percaya sama firasat itu, Ag. Tapi loe bener, ini adalah rantai maut. Dan loe tau apa arti dari rantai maut itu?”
Agni mengangguk, “Setelah ini…”
“Bakal ada yang nyusul Acha…” kata mereka bersamaan.
“Apa?!” pekik Cakka dan Rio yang juga bersamaan.
“Kalian nggak serius sama yang kalian bilang tadi, kan?” tanya Rio.
“Yo, kita serius. Ini bener-bener akan terjadi sama kita semua. Kita akan dapet giliran untuk…” Sivia menghentikan kata-katanya kemudian menelan ludahnya sendiri, “Kita semua akan dapet giliran nyusul…Acha.”
“Maksud loe kita korban selanjutnya?” tanya Cakka gemetar.
“Gue juga nggak tau. Tapi sebaiknya kita waspada…” jawab Agni.
“Ya Tuhan, kenapa liburan ini malah bawa bencana…” desis Rio pelan.
“Yo, Cak, kita butuh kepercayaan dari kalian. Kalian tau kan feeling kita selalu bener. Jadi plis…tolong Bantu kita buat yakinin yang lainnya.” Pinta Sivia.
“Aku pasti percaya sama kamu, Siv” Jawab Rio.
“Aku juga sama. Aku dan Rio bakal percayain seutuhnya sama kalian” ujar Cakka sambil tersenyum pahit.
Dua hari setelah berpulangnya Acha ke pangkuan Tuhan. Mayat Acha dikirim ke Jakarta untuk dimakamkan. Gara-gara kejadian itu, Ozy jadi nggak dipercaya sama keluarga Acha, Ozy bahkan nggak diperbolehin buat ke pemakaman Acha dan itu bikin kebencian Ozy ke Agni makin jadi. Malam ini mereka bersebelas ngumpul di ruang tamu, setelah berdoa buat Acha, mereka memandangi foto-foto hasil jepretan Cakka.
“Yang ini bagus loh…” kata Zevana menunjuk foto pacarnya.
“Iya dong siapa dulu… Gabriel Stevent…”
“Pacarnya siapa dulu??”
“Iya iya, aku punya kamu seorang Zev..”
Sivia memandangi foto demi foto, dia merasakan ada keganjilan di gambar Acha.
“Ada apa, Siv?” tanya Rio.
“Ada yang aneh, Yo.” Jawab Sivia.
“Aneh? Aneh gimana?”
“Aku juga nggak tau, Yo. Tapi… kamu ngerasa ada yang aneh dari foto ini nggak?”
“Aneh? Ehm.. mungkin foto Acha ini rada terlalu terang kali ya. Lampunya terang banget.”
“Kamu tau apa maksud aku?”
“Apa?”
“Ah, mungkin aku telalu paranoid sih Yo. Tapi apa foto ini nggak kaya ngasih tau ke kita tentang kematian Acha?”
“Hah? Maksud kamu?”
“Acha meninggal karena kejatuhan lampu. Dan foto ini… lampunya terlalu terang kan, Yo?”
“Mungkin iya, Siv. Ah, tapi masa iya sih. Mungkin juga itu cuma kebetulan kan?”
“Iya sih, Yo. Yaudahlah nggak usah dipikirin. Mungkin aku terlalu parno.”
“Iya, Siv. Istirahat gih” Rio merebahkan kepala Sivia pada pundaknya.
“Agni… lagi ngapain?” tanya Cakka yang duduk di sebelah Agni.
“Gue lagi liat hasil foto loe. Kok jelek sih hasilnya?”
“SLR gue ngadat kemaren, Ag…”
“Yee.. nggak professional kamu!” ledek Agni mencubit hidung Cakka.
“Auw.. atit Agni…”
“Biarin…”
“Cih, masih bisa-bisanya kalian pacaran ya?” kata Ozy tiba-tiba.
“Maksud loe apa, Zy?” Cakka rada kesal.
“Acha baru aja meninggal. Cewe yang gue sayang baru aja meninggal, kalian malah asik-asikan pacaran? Dan yang bunuh cewe gue adalah pacar loe Cak!”
“Stop, Zy! Jaga mulut loe!” Cakka berdiri karena emosinya memuncak.
“Kenapa? loe mau bela seorang PEMBUNUH?? Iya?”
“Zy, sampe kapan loe mau nyalahin Agni?! Dia nggak salah, Zy. Acha meninggal karena kecelakaan. Dan itu juga udah takdir dari Tuhan! Loe harus bisa nerima kenyataan, Zy”
“Nggak! Gue nggak bisa nerima kenyataan ini. Acha gue meninggal, ortunya udah nggak percaya lagi sama gue… itu sakit banget, Cak. Loe nggak tau gimana rasanya! Apa perlu Agni mati juga biar loe tau gimana rasanya?”
“Stop, Zy!! Kalo loe bukan temen gue, gue udah tonjok mulut loe yang nggak bisa dijaga itu. Gue nggak terima Agni loe fitnah kaya gitu. Dia cuma kebetulan yang liat Acha pertama kali, bukan berarti dia yang bunuh kan?”
“Cak, udah Cak…” Agni yang menangis mencoba menenangkan pacarnya. “Zy, gue minta maaf. Tapi sumpah demi apapun gue bukan pembunuh Acha. Acha juga sahabat gue, mana tega gue ngelakuin hal sekejam itu, kan?”
“Bener kata Agni sama Cakka, Zy.” Tambah Debo.
“Loe harus terima kenyataan ini…” sambung Iel.
“Loe semua nggak ngerti! Mana ada pembunuh yang ngaku?! Bisa-bisa penjara penuh!” jawab Ozy sambil tersenyum miring, menatap Agni sinis.
“Loe yang nggak ngerti! Kasian Agni yang loe tuduh kaya gitu! Bayangin kalo yang dituduh kaya gitu adalah Acha! Tega loe?! Iya?!” Obiet ikut bicara.
“Whatever, Biet!”  sungut Ozy lalu meninggalkan mereka bersebelas.
“Loe harus tabah, Ag…” kata Ify mencoba menenangkan Agni yang semakin tersedu.
“Gue nggak habis fakir sama si Ozy. Bisa-bisanya dia nuduh Agni.” Kata Cakka.
“Maklumin aja lah, Cak. Dia baru ditinggal sama Acha.” Nasehat Obiet.
“Sori, bukannya gue mau memperburuk keadaan, tapi apa nggak sebaiknya kita pergi dari tempat ini.” Kata Zavana.
“Bener kata Zevana, kalo yang dibilang Agni bahwa liburan ini bawa sial, mending kita balik aja ke Jakarta.”
“Iya sih, gimana?” Debo meminta persetujuan.
Cakka melihat ke arah Agni yang menggeleng pelan.
“Percuma…” jawab Sivia pelan. “Kita udah terperangkap.”
“Apa maksud loe terperangkap?” tanya Debo.
“Semalem, Agni mimpiin wanita misterius itu lagi.” Seketika Agni berlari ke kamar karena nggak mau denger mimpi itu lagi, Cakka menyusulnya.
“A…apa isi mimpinya?” Iel bertanya dengan gemetar.
“Kita udah terlambat, harusnya dari dulu kita pergi dari tempat ini, tapi karena…”
“Apa, Siv?” Rio yang sedari tadi menggenggam tangan Sivia mulai takut karena Sivia sedikit menangis.
“Karena satu korban sudah didapat.”
“Jadi…?”
“Ya. Ki…kita korban berikutnya…” lanjut Sivia kemudian dipeluk Rio.
“STOP! Gue nggak mau denger semua ini! Gue muak sama lelucon kaya gini…! Biet, pokoknya Oik mau pulang hari ini juga!” bentak Oik yang memang sedang temperament.
“Oik, loe harus tenang…”
“Tenang? Sahabat gue meninggal mengerikan karena tempat ini! Gue yakin tempat ini terkutuk! Kita harus pergi sekarang! Nggak peduli sama mimpi Agni!”
“Oik…” Obiet mencoba menenangkan Oik yang berlari menuju kamarnya disusul dengan Zevana dan Ify.
“Shit! Kenapa ini harus terjadi sih?” erang Iel.
“Gue masih nggak percaya sama semua ini…” tambah Debo.
“Sama…” sambung Rio ragu, kemudian Sivia menggenggam erat tangan Rio.
“Loe harus percaya sama gue, Yo…” desisi Sivia pelan, tapi Rio justru meninggalkan Sivia disusul dengan Debo dan Iel, sehingga Sivia sendirian di ruang tamu.
‘Tuhan, kenapa ini semua harus terjadi sama kita? Kenapa harus Acha? Dan aku rasa Rio mulai nggak percaya sama omongan aku… Tuhan, apa yang harus aku lakuin…’
Tiba-tiba angin bertiup kencang menerbangkan semua foto yang ada di atas meja, Sivia merasakan perasaan yang aneh, sam seperti saat dia merasakan tatapan mata wanita berkerudung itu. Lalu dua buah foto jatuh tepat di pangkuan Sivia. Foto Acha yang sangat terang, sekali lagi Sivia merasakan kejanggalan dalam foto Acha itu, lalu foto yang kedua adalah foto…
“Oik…”  desis Sivia.
Tiba-tiba Sivia merasakan seluruh bulu kuduknya merinding dan dia memutuskan untuk menemui Oik, dan saudara yang selalu percaya dengannya, Agni…
“Gue yakin ini ada hubungannya sama foto itu, Ag…” terang Sivia ke Agni yang berada di kamarnya bersama Cakka dan Rio.
“Gue nggak tau, Siv. Gue masih nggak yakin sama apa yang gue pikirin sendiri. Gue shock, Siv. Gue nggak tahan…” isak Agni yang matanya mulai bengkak.
“Ag, bertahan, ya. Masih ada gue…” kata Cakka mengarahkan kepala Agni ke pundaknya.
“Ag, kalo ditanya, gue juga nggak percaya bahkan nggak mau percaya sama feeling ini. Tapi firasat itu terus ganggu gue, Ag. Gue tau ini sulit, tapi bener kata Cakka, kita harus bertahan. Kita jalanin cerita ini sama-sama. Gue tau dengan kuatnya kita, setan pengganggu itu bakal kalah”
“Masih ada gue, Ag. Gue akan jaga loe. Loe nggak perlu khawatir.”
“Liat Cakka. Dia bakal support loe, Ag. Dia… masih percaya sama… loe.” Kata Sivia sedikit melirik ke Rio.
“Thanks ya, Cak…” ucapa Agni pelan.
“Gue juga akan jaga loe, Siv. Jaga kalian, jaga kita semua. Karena… gue percaya sepenuhnya sam loe, sama Agni. Sama kaya rasa percaya Cakka.” Kata Rio menatap lembut ke arah Sivia.
“Makasih, Yo. Aku nggak yakin tanpa kepercayaan kamu, aku nggak akan sanggup bertahan.”
Rio mendekap Sivia, begitu juga dengan Cagni.
“Kalo gitu, kalo bener apa yang dibilang Sivia. Kita harus selidiki foto itu” Agni menyimpulkan.
“Gue seneng loe bisa kaya gini lagi, Ag” Kata Sivia.
“Ini juga berkat loe. Berkat kalian…”
Sivia tersenyum lega, walau dalam hati ia sama takutnya dengan Agni.
“Ok, gue mau nyamperin Oik sama yang lain”
“Gue ikut.” Balas Rio. Mereka berdua pun menuju ke kamar Oik.
“Gue bangga sama loe, Siv.” Kata Rio setelah keluar dari kamar Agni. “Sori gue sempet nggak percaya sama loe. Gue bener-bener nggak nyangka hal kaya gini harus terjadi di antara kita.”
“Gue tau, Yo. Gue juga masih susah buat nerima kenyataan ini. Tapi Show must go on!”
“Yap, loe bener. Pertunjukan harus berlanjut!”
@kamar Oik.
“Gu, gue nggak mau a, ada di tempat terku…tuk kaya di sini…” ucap Oik yang tampak seperti orang gila sekarang.
“Oik, loe harus tenang. Masih ada gue, Ik.” Obiet masih aja mencoba menstabilkan emosi Oik yang labil itu.
“Biet, ini yang loe pesen.” Debo datang membawa sebotol pil penenang. Lalu Obiet menyuruh Oik meminumnya. Dan tak lama setelah itu Oik tertidur pulas.
“Sumpah, gue nggak tega liat pacar gue kaya gini.” Kata Obiet mengelus rambut Oik.
“Jangankan elo, gue aja miris banget liatnya, Biet.” Balas Debo.
“Tapi, Agni bilang kita nggak bisa pulang kan?” Iel menambah.
“Gue lebih mentingin Oik dari pada firasat Agni ataupun Sivia itu.”
“Nggak, Biet. Loe harus tetep di tempat ini. Paling nggak sampe kita tau apa yang sebenernya terjadi”
“Siv, kita bahkan belom ke pemakaman Acha, loh…” kata Ify.
“Gue tau. Tapi plis kalian harus tetep tinggal.
“Emang apa yang sebenernya terjadi?” tanya Debo, “Kematian Acha itu kecelakaan kan? Nggak ada yang perlu diselidiki lagi…” Sivia menatap Rio, bermaksud menyuruh Rio untuk menjelaskan ke teman-temannya itu.
“Gini, loe, bro. kita cari amannya aja. Kemaren, karena kita nggak percaya sama Agni dan Sivia, akhirnya hal yang nggak kita inginkan terjadi sama Acha. Jadi mending sekarang kita percaya sama Agni dan Sivia…”
“Emang siapa sih si Sivia? Peramal?” tiba-tiba Ozy berkata dari ambang pintu kamar, “Atau mungkin, si Agni lagi nyiapin rencana pembunuhan buat kita…”
“Jangan asal ngomong loe, Zy. Lama-lama loe bisa gila!” Rio menahan emosinya.
“Bulshit sama kalian semua!” Ozy kembali mengurung diri di kamarnya.
“Sekarang, terserah kalian mau percaya ke gue, ke Agni, Cakka dan Sivia? Atau ke Ozy yang mulai gila itu…”
“Untuk saat ini gue lebih milih buat tetep tinggal apapun yang terjadi” Kata Iel.
“Gue sama kaya Iel” Zevana ikut setuju.
“Gue ikut Zevana.” Ify menggandeng Zevana.
“Ok, kalo Ify di sini. Gue ikut.” Debo akhirnya mengalah, “Loe, Biet?”
Pandangan semuanya teralih ke Obiet.
“Well, I stay.” Jawab Obiet akhirnya.
@Cagni.
“Gue nggak ngerti ah, Cak. Perasaan foto ini biasa aja deh.” Kata Agni.
“Ehm, sebenernya foto ini gawat semua sih, Ag.”
“Ga, gawat semua gimana?”
“Fotonya hampir semuanya jelek, kan? Dan loe tau ap artinya?”
“A, apa?”
“SLR gue makin parah rusaknya. Dan gue musti beli yang baru…. Loe tau berapa harganya? 6 juta, Sayangku Agni…” rengek Cakka menyembunyikan wajahnya di belakang pundak Agni sok mewek.
“Ah, Cakka. Gue pikir apaan… serius dong…” omel Agni.
“Itu serius! Serius banget, karna bagi gue SLR itu nyawa gue, Ag, nyawa kedua gue…”
“Terus posisi gue diamana?” tanya Agni nyindir.
“Hehe, loe juga nyawa gue lah. Loe jiwa gue, loe hati gue, penyemangat, pelipur lara nan istimewa forever ever after….!”
“Guomball!!!” toyoran Agni pun mendarat di jidat Cakka.
“Woy, woy, woy! Disuruh nyelidikin foto malah pacaran aja kalian!” omel Rio yang baru dateng bareng Sivia.
“Gimana?” tanya Sivia.
“Nggak gimana-gimana. Gue nggak bisa ambil kesimpulan apa-apa, nih.” Jawab Cakka.
“Hemf, yaudahlah. Hari udah malem nih. Mending kita istirahat. Besok kita lanjutin. Yang penting anak-anak udah naro kepercayaan ke kita. Mungkin semuanya bisa lebih gampang” jawab Rio.
“Woy, itu malah beban bagi kita, bro. secara, kita jadi musti bisa mecahin teka-teki ini kan?” omel Cakka.
“Iya juga sih. Tapi yah, pokoknya kita lanjutin besoklah.”
“Ok, gue juga udah ngantuk,” kata Agni.
“Beb, aku ke kamar dulu, ya. Apa mau aku disini nemenin kamu bobok?” goda Cakka.
“Ih, apaan sih. Genit loe!” omel Agni mencubit hidung pacarnya itu.
“Siv, sampe besok ya. Tidur… istirahat ya…” salam Rio romantis.
“iya, Yo. Thanks.”
Cakka dan Rio menuju kamarnya, Agni juga udah lelap tidur, tapi nggak buat Sivia, dia masih penasaran sama foto itu. Berkali-kali dia mandangin hasil jepretan SLR Cakka itu dengan seksama. Tapi dia ngga tau juga apa yang harus diperhatiin. Akhirnya, tengah malem Sivia pun menyerah kemudian tertidur.
Esoknya…
‘ceklek’ suara pintu berbunyi. Oik keluar dari kamarnya, Obiet yang berada di kamar sebelah terbangun dan mendapati pacarnya itu keluar kamar.
“Mau kemana, Ik?” tanyanya.
“Gue mau jalan-jalan”
“Jalan-jalan? Ini masih jam setengah 4 pagi, Ik.”
“Kalo gitu gue mau ke kolam.”
“Kolam? Buat apa?”
“Berenang…”
“Loe nggak lagi ngigau kan, Ik? Loe nggak bisa berenang…”
“Kalo gitu gue mau liat air kolam.”
Obiet semakin bingung sama tingkah Oik, bayangin, mana ada cewe yang bangun jam setengah empat pagi cuma buat berenang, padahal dia nggak bia berenang. Selain itu, tampak sangat jelas lingkaran hitam di sekeliling mata Oik. Oik keliatan depresi, mungkin sikapnya ini masih ada hubungannya sama kematian sahabatnya itu.
“Kenapa? Loe nggak mau anter gue? Nggak apa-apa. Gue bisa sendiri..” kata Oik dengan tatapan kosong menuju ke kolam renang.
“Nggak Ik. Gue ikut. Ik, tunggu gue!” Obiet berlari mengampiri Oik.
“Udah dong, Ik. Berhenti dari sikap loe yang kaya gini. Gue sedih liat loe terus-terusan kaya gini…” Kata Obiet setelah mereka duduk di kursi panjang di tepi kolam.
“Gue nggak papa. Gue sengaja ke sini karena gue mau nginget kenangan gue sama Acha. loe tau kan Acha itu jago berenang. Gue seneng banget liat dia yang berkali-kali menang lomba renang.”
“Ik, Acha udah nggak ada. Loe harus bisa terima kenyataan itu.”
“Nggak bisa, Biet. Susah…”
Air mata Oik mengalir lagi. Obiet mendekap Oik cukup lama sampe Oik terlihat tertidur. Obiet bener-bener nggak tega sama keadaan Oik sekarang ini. Obiet melepas dekapannya, lalu perlahan memejamkan mata karena mengantuk. Tanpa Obiet sadari Oik terbangun, Oik seperti melihat sesuatu yang mengajaknya menuju kolam renang, semakin ia mendekat, tanapa sadar ia mulai masuk ke dalam kolam, dan Obiet tak menyadarinya.

Bersambung….

OMG, apa yang akan terjadi dengan Oik?
Oh no, nantikan part berikutnya yaa…
.
Like and comment ditunggu. Saran, kritik yang pedes-pedes akan diterima

Final Destination(the secret of photo)*part 3* (*ad(1-9)min*)

haiii...datang lagi niy part 3
.
langsung aja ya...
CEKIDOT>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Final Destination
(the secret of photo)
*part 3*


Agni bangun. Dia mimpi buruk, sama seperti mimpinya di dalam bis itu. sosok berjubah itu memandang Agni dengan tatapan tajam dan yang lebih parah, wanita buruk rupa itu berkata dengan suara yang juga buruk, “kalian nggak akan selamat dari rantai maut ini !! hahaha!”
“Kyaaa!! Hh hh hh hh” Agni terbangun dengan terengah-engah.
“Loe kenapa, Ag?” tanya Sivia yang juga ikutan terbangun.
“Gu, gue mimpi sosok itu, lagi, Siv. Hh hh Gu, gue hh liat wanita itu bilang kalo… kita dalam bahaya dan dia bi, bilang kita dalam rantai maut, Siv…”
“Hah? Ini nggak bisa dibiarin… kita harus cepet-cepet pergi dari tempat ini…”
“Ada apa ini?” tanya Zevana.
“Zev, loe harus percaya sama kita...” jawab agni masih panik.
“Tentang apa?”
“Tempat ini bakal bawa kita ke dalam maut, Zev..” sambung Sivia.
“Heh, ngaco kalian! Nggak ada hal-hal kaya gitu. Kita ke sini buat liburan, Siv, Ag… nggak perlu lah kalian berpikir yang nggak-nggak. Bete gue lama-lama denger ucapan kalian yang makin ngaco itu !” omel Zevana lalu keluar dari kamar, sementara Sivia masih terhenyak di atas tempat tidur.
“Eh, Zy. Udah bangun?” tanya Zevana yang ketemu sama Ozy di luar lagi sama Oik dan Ify.
“Eh, Ze. Loe liat Acha nggak?” tanya Ozy.
“Hah, nggak tuh.”
“Nggak di kamar loe?”
“Nggak juga..”
“Soalnya tadi pagi dia nggak ada di kamar, Ze.” Sambung Oik.
“Udah dicari?”
“Belom ke seisi villa sih.”
“Ya udah kita cari sama-sama. Bangunin yang laen juga.”
“Woy, pada ngapain?” kata Gabriel, “Ada perlu apa loe sama Ozy, Ze?”
“Eh, nggak kok, Yel. Kita lagi nyari Acha.”
“Acha? Emang kemana dia?” sambung Sivia yang baru aja dari kamar, sementara Agni ke kamar mandi.
“Nggak tau dia ngilang dari tadi pagi, Siv.” Jawab Ify.
“Gu, gue denger sesuatu tadi pagi…” kata Rio yang ikutan nimbrung.
“Sama, Yo. Gue juga denger sesuatu.” Kata Cakka membenarkan Rio
“Apaan?” tanya Ozy sedikit panik.
“Jangan bilang suara dari kamar mandi itu?” tanya Iel.
“Kita juga denger…” kata Debo dan Obiet bersamaan.
“Kita liat ke kamar mandi…” Ozy menyimpulkan, baru aja mereka mau menuju kamar mandi …
“Aaaaaaa!!!!” teriak Agni dari arah kamar mandi.
“Agni!” teriak Cakka. Mereka bergegas ke kamar mandi.
Semua menuju kamar mandi
Dan disitu terlihat Acha yang tewas karna tertiban lampu, Acha tampak mengerikan, tepat di kepala dan tubuhnya terdapat pecahan kaca yang di duga adalah pecahan kaca dari lampu hias besar yang semula ada tepat di atas bath tub. Semua yang ada di kamar mandi iu terhenyak.
“Acha!!!” teriak Ozy histeris dan kemudian menghampiri tubuh Acha yang sangat mengerikan tu, “Eng, nggak mungkin! APA YANG LOE LAKUIN KE ACHA, AG!!!”
“Gu,gue gak lakuin apa-apa, Zy” jawab Agni.
“LOE BUNUH ACHA, AG!” fitnah Ozy
“Gue gag apa2in Acha, Zy. Gue liad Acha udah begini” jwb Agni sambil sesegukan.
“ALAH GAG USAH BANYAK BACOT LOE, AG!” kata Ozy nunjuk-nunjuk Agni.
“Maksud loe apa, Zy?” Cakka angkat bicara karna dia nggak trima Agni dituduh bunuh Acha.
“Loe masih nggak ngerti maksud gue, Cak? AGNI ITU BUNUH ACHA, CAK, ngerti loe !” kata Ozy
‘BUUUUKKKKKK….’ Cakka mukul Ozy.
“SIALAN LOE CAK!” kata Ozy memegang pipinya yg d pukul oleh Cakka.
“GUE NGGAK TERIMA LOE FITNAH AGNI, DIA PACAR GUE!” bentak Cakka
“STOP!” teriak Sivia “kenapa malah pada berantem disaat kayak gini ?” kata Sivia akhirnya.
“Siv, Agni itu udh bunuh Acha, Siv!” kata Ozy.
“Zy, Agni itu gag bunuh Acha! Ini semua takdir dari yang diatas” kata Ify.
“Kenapa semua pada bela pembunuh itu ?” jawab Ozy sambil nunjuk Agni.
Agni tak tahan dengan tuduhan Ozy, dia memutuskan untuk pergi dari situ. Cakka mengikuti Agni.
“Liad loe Agni jadi pergi, kan?” bentak Sivia.
“Apaan sich loe?! Kenapa loe ikut belain Agni? oh iya, loe berduakan saudara, ya? jelaslah, jangan-jangan loe ikut sekongkol sama Agni buat bunuh Acha. Iya kan?” kta Ozy
‘PLAKKK!!!’ Sivia nampar Ozy.
“Jaga mulut loe, Zy! Gue gag ngerti sama jalan pikiran loe Zy” kta Sivia lalu pergi menyusul Agni d iringi Rio d belakang.
Agni menangis d belakang villa, Cakka memeluk Agni dan nenangin Agni
“Cak, gue gag bunuh Acha. Loe percaya sama gue kan?” kata Agni msh d dalam pelukan Cakka
“iya gue percaya Agni, udah loe tenang aja ya” Cakka memeluk Agni semakin kuat.
“Iya Agni, Ozy cuma lagi kebawa emosi. Dia masih gag nyangka kehilangan Acha, yang sangat dia sayang itu” sambung Sivia.
“Tapi, Siv gue masih gag nyangka Ozy tiba-tiba nuduh gue” kata Agni masih sesegukan.
“Sini-sini” Sivia menawarkan pelukan.nya untuk Agni.
Cakka melepas pelukan.nya lalu Agni dipeluk oleh Sivia.
Cakka berpamitan, karena dia akan menuju ke TKP.
“Loe sabar aja, ini pertanda pertama, karna mereka gag percaya sama kita” kta Sivia.
“Makasih ya Siv, loe udah bikin gue sedikit tenang, makasih juga loe udah mau percaya sama gue” kata Agni masih sesegukan.
“Iya sama-sama, sekarang senyum dong!” jawab Sivia sambil tersenyum.
Agni pun ikut tersenyum meskipun dia masih gag tenang dengan apa yang barusan dia liad tdi.

BERSAMBUNG >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

OMG, Acha korban pertama? Sapa yang selanjutnya?
.
.
Waa…pendek ya…hehehe…makin penasaran nggak? Kalo nggak, qw nggak lanjutin lagi deh…

Rabu, 02 Mei 2012

'adventure sweet street choco' ~ilmu ofywle~

Pada malam itu ..
'ting tong' bel berbunyi didepan pintu bercat hijau,yg terbuat dari kayu ek. Lalu,keluar seorang wanita paruh baya,kurus,putih pucat sedang memakai piyama hijau tosca. Setelah melihat berkeliling,namun tak ada siapa siapa,''siapa itu ya?" ia bergumam sendiri dengan mata menyipit setengah mengantuk. Sesaat ia berbalik,terdengar suara tangisan bayi yg hangat,ia melihat kebawah membungkuk,setengah jongkok dan akhirnya jongkok,ia melihat sibayi mungil dg kulit merah jambu dan rambut merah keemasannya,matanya yg hijau terang diterangi sinar lampu dan hidung mancungnya yg kecil.Tapi,ia langsung tertuju pada surat ditangan bayi,kertas putih yg digulung dan diikat pita merah yg dikaitkan pada cincin dijari manis bayi yg mungil itu,dg perlahan ia membuka surat dg bertuliskan tinta emas,yg berbunyi :
'brigita granger jansen.London,15 februari 1983'
"oww .. Seseorang meninggalkan bayi nya disini" gumam sang wanita
Dan , ia mengangkat si bayi .. Ahh , si brigita dengan perlahan kepangkuannya,dan perlahan2 naik dan berdiri,berbalik masuk rumah dan menutup pintu hijau yg terbuat dari kayu ek. Sampainya dikamar,ia membangunkan suaminya.."james,bangun james,aku baru menemukan anak"
Si james (suaminya) pun tersontak kaget dan bangun dari ranjang nya."kamu tidak bercanda kan rose ?" ucap james dengan nada kaget.

"lihat james,kita akan menyekolahkannya setinggi mungkin ya" ucap rose gembira
Mereka tinggal disebuah kota kecil dilondon,sudah 10 tahun mereka menikah dan belum memiliki anak.Mereka tinggal hanya ber-3
James william (suami), rose william (istri) dan merry petter (pembantu). Dengan ada nya miss jansen,rumah menjadi ramai dan bahagia. James yg biasanya bekerja diperusahaan london,menjadi bangun pagi untuk memandikan jansen. Sedangkan Rose menyiapkan pakaian dan lainnya, merry menyiapkan sarapan untuk bersama.

Setelah 5 tahun,ternyata keluarga william menyembunyikan sesuatu dari jansen. Jansen yg berusia 5tahun itu mengintip mereka dari kamar tidurnya,
"dia sudah tidur Rose ?"
"sudah , james."
"oke .. Sekarang tak apa apa kan ?"
"yaaaa.." jawab merry
Ia melihat ke-3 keluarganya seperti melakukan sulap,membuka kulkas dg mudah tanpa menyentuhnya.Jansen keluar memakai baju tidurnya dan berkata .. "ibu,ayah,bibi, apa tadi yg kalian lakukan ? Apakah semacam sulap ?" ia bertanya dg suara lembutnya yg imut. Mereka bertiga saling pandang,-- hening sejenak, dan james mulai berkata "eh--itu namanya ilmu ofywle granger," sambil mendekat kearah miss jansen dg jongkok agar bisa melihatnya.
"bisakah saya mencobanya ayah ?" tanya miss jansen. James memandang kearah Rose dan Merry, Rose dan Merry mengangguk. "baiklah.." gumam james sambil memegang bahu miss jansen "3 tahun lagi .. Kau , miss brigita granger jansen , akan ayah masukkan kesekolah ofywle" . Mr.james menghela nafas .
"sekarang kamu tidur miss jansen"
"baik dad"

Tak terasa 3 tahun yg dijanjikan telah berlalu,'krrreeeettt' suara pintu putih berbunga pink, suara pintu kamar miss jansen terbuka. Keluar seorang yg cantik berumur 8 tahun, mr dan mrs william (ibu dan ayahnya) melihat dari bawah sampai atas anaknya itu . Sepatu abu-abu levi's cerahnya dg pita hitam,kaus kaki putih yg berbunga pink,kemeja putih rok abu-abu levi's cerahnya yg seragam dg sepatunya,berdasi abu-abu dan dilapisi baju luar seperti sweeter tipis abu-abu.dengan kulit putih merah jambunya,mata hijau,hidung mancung,rambut ikalnya yg merah keemasan dan .. Oh,tambahan--kacamata petaknya yg berbingkai hitam ..
Dengan 2 koper hitam yg disamping kiri dan kanannya,sebuah sangkar merpati dan mantel coklat teh ditangannya.
"kau sungguh cantik,nak"gumam mrs.william .. "yeahh .. Kamu sangat cantik sayang" ucap mr.william
"ayo kuantar kalian keluar" gumam Merry









Udah dulu .. Pegel :D
Liat terus ya :)

Minggu, 22 April 2012

pemeran harry potter

PEMERAN UTAMA
Harry Potter : Daniel Radcliffe

Ron Weasley : Rupert Grint
Hermione Granger : Emma Watson


Guru-guru Hogwarts
Argus Filch : David Bradley
Wilhelmina Grubbly-Plank : Apple Brook
Rubeus Hagrid : Robbie Coltrane
Filius Flitwick : Warwick Davis
Albus Dumbledore : Michael Gambon
Severus Snape : Alan Rickman
Minerva Mcgonagall : Magie Smith
Dolores Umbridge : Imelda Staunton
Sybill Trelawney : Emma Thompson


Murid-murid Hogwarts
Padma Patil : Afshan Azad
Parvati Patil : Shefali .c.
Dean Thomas : Alfred .E.
Draco Malfoy : Tom Felton
Gregory Goyle : Joshua .h.
Cho Chang : Katie Leung
Neville Longbottom: Matthew .L.
Luna Lovegood : Evanna .L.
Seamus Finnigan : Devon .M.
Fred Weasley : James .P.
George Weasley : Oliver .P.
Zacharias Smith : Nick .S.
Vincent Crabbe : Jamie .W.
Ginny Weasley : Bonnie Wright

MANTRA-MANTRA HARRY POTTER :
1. ACCIO Membuat benda melayang mendekati pemantra, meskipun dari jarak yang cukup jauh. Catatan : Pemantra sedikitnya harus tahu benar letak benda yang ia cari.
2. ALOHOMORA Membuka pintu atau jendela yang terkunci
3. APPARATE Muncul di tempat manapun yang diinginkan. Catatan : Hanya boleh dilakukan oleh penyihir berusia minimal 17 tahun dan telah lulus tes. Tidak dapat dipergunakan di lingkungan Hogwarts, serta merupakan salah satu mantra yang sulit dan kompleks, salah sedikit saja dapat membuat salah satu anggota tubuh si pemantra tertinggal di tempat asalnya sebelum ia berpindah.
4. AVADA KEDAVRA Salah satu Kutukan Tak Termaafkan. Menyebabkan kematian seketika. Saat dirapalkan, akan ada kilatan cahaya berwarna hijau dan biasanya tidak meninggalkan bukti kerusakan pada tubuh maupun sebab kematian sehingga tidak dapat dideteksi oleh otopsi kaum Muggle.
5. AVIS Mengeluarkan burung kecil.
6. CRUCIO Salah satu dari tiga Kutukan Tak Termaafkan. Kutukan ini menyebabkan korban mendapatkan kesakitan yang tak tertahankan. Beberapa korban kutukan ini menjadi gila.
7. DELETRIUS Menghapus bayangan hantu yang dihasilkan oleh mantra Priori Incantatem.
8. DENSAUGEO Membuat gigi terus membesar
9. DIFFINDO Merobek sesuatu (seperti tas).
10. DISAPPARATE Menghilang dari suatu tempat. (kebalikan dari mantra Apparate)
11. DISSENDIUM Membuka pintu rahasia.
12. ENGORGIO Membuat ukuran target menjadi berlipat ganda.
13. ENNERVATE Menyadarkan orang yang pingsan
14. EXPECTO PATRONUM Menciptakan Patronus (pelindung) untuk mengusir Dementor. Catatan : Sebentuk asap keperakan akan keluar dari ujung tongkat sihir saat menggunakan mantra ini. Bentuknya bermacam-macam, biasanya binatang. Kuat tidaknya Patronus, tergantung kepada kekuatan pikiran pemantra. Patronus adalah perwujudan pikiran-pikiran baik dan bahagia pemantra.
15. EXPELLIARMUS Melucuti senjata lawan.
16. FERULA Membalut dan membelat kaki yang patah.
17. FIDELIUS Menyembunyikan seseorang atau beberapa orang. Catatan : Mantra ini sangat rumit dan kuat, karena dapat menyembunyikan seseorang maupun beberapa orang sekaligus dari orang-orang yang mencari.
18. FINITE INCABTATUM Menghentikan mantra-mantra yang sedang bekerja.
19. FURNUNCULUS Menyebabkan bisul bermunculan di seluruh wajah.
20. IMPEDMENTA Menghentikan atau memperlambat sebuah obyek.
21. IMPERIO Salah satu Kutukan Tak Termaafkan. Kutukan ini membuat korban menjadi sepenuhnya dibawah pengaruh perapal mantra, dan melakukan apa pun yang diinginkan oleh sang pemantra.
22. IMPERVIUS Membuat sesuatu jadi tahan / kedap air.
23. INCEDIO Menyalakan api.
24. LOCOMOTOR MORTIS ' Mengikat' kaki korban, sehingga tidak dapat berjalan.
25. LUMOS Menyalakan sebuah cahaya kecil di ujung tongkat.
26. MOBILICORPUS Menggerakkan atau memindahkan tubuh seseorang. Catatan : Biasanya digunakan saat korbannya dalam keadaan tidak sadar atau tidak berdaya.
27. MORS MORDE Memunculkan gambar tengkorak yang bercahaya, di langit, dan seekor ular keluar dari mulut tengkorak. Merupakan tanda Lord Voldemort dan para pengikutnya.
28. NOX Mematikan cahaya di ujung tongkat (kebalikan mantra Lumos).
29. OBLIVIATE Menghapus atau memodifikasi ingatan seseorang
30. ORCHIDEUS Mengeluarkan sebentuk karangan bunga dari ujung tongkat.
31. PETRITICUS TOTALUS Membuat sekujur tubuh korban menjadi kaku
32. PRIORr INCANTATO Mengeluarkan bayangan hantu dari tongkat
33. QUIETUS Membuat suara perapal mantra menjadi normal, setelah memakai mantra Sonorus.
34. REDUCTO Menghancurkan benda padat yang menghalangi jalan.
35. REPARO Mengembalikan keadaan suatu benda ke keadaan sebelum benda itu rusak.
36. RICTUSEMPRA Membuat korban terbahak-bahak tanpa dapat mengontrolnya.
37. RIDDIKULUS Mantra untuk menghadapi Boggart. Catatan : Mantra ini membuat Boggart berubah menjadi apa pun yang kita suka, sehingga tidak menakutkan lagi (karena Boggart dapat berubah menjadi apa saja yang menjadi ketakutan terbesar korbannya)
38. SERPENSORTIA Mengeluarkan ular besar dari ujung tongkat yang mengarah ke lawan pemantra
39. STUPEFY Membuat korban menjadi tidak sadar.
40. TARANTALLEGRA Membuat kaki korban bergerak tanpa kendali, seperti sedang berdansa cepat
41. WADDIWASI Mengeluarkan sebuah benda dan membuangnya ke arah tertentu.
42. WINGARDIUM LEVIOSA Menerbangkan benda.

menara yg ada di hogwarts
 GRYFFYNDOR
SLYTHERIN
RAVENCLAW
HUFFLEPUFF

Kamis, 12 April 2012

hbd

hbd to mee

i wish
-panjang umur
-ketemu mario stevano aditya haling
-lulus kelas CIA ..
-cepat sukses
-semua korupsi dan penyakit ludes dari dunia ini
-bahagia
-tambah rezeki
-keluargaku semua sehat teruusss :)